Kompas TV cerita ramadan takjil

Yuk Buka Puasa di Masjid Jami Pekojan Semarang, Ada Bubur India yang Sudah Berusia 1 Abad

Kompas.tv - 15 April 2021, 12:57 WIB
yuk-buka-puasa-di-masjid-jami-pekojan-semarang-ada-bubur-india-yang-sudah-berusia-1-abad
Bubur India yang disajikan saat berbuka puasa selama Ramadan di Masjid Jami Pekojan Kota Semarang. (Sumber: Kompas.com/Riska Farasonalia)
Penulis : Gading Persada | Editor : Purwanto

Proses memasaknya memakan waktu hingga dua jam dan harus selalu diaduk untuk menjaga kekentalan bubur. Tak hanya itu, setelah matang, bubur disajikan dengan sayur berkuah yang selalu berganti-ganti setiap harinya.

Kali ini, bubur dilengkapi dengan sayur kare dengan kuah santan yang dilengkapi kol, wortel dan daging sapi.

Nah, pembagian bubur secara gratis tersebut konon menjadi perekat antaretnis di Kampung Pekojan. Setidaknya ada empat etnis yang hidup wilayah tersebut yaitu Jawa, India, Arab dan China.

Baca Juga: Resep Mudah Membuat Bubur Sumsum Biji Salak, Sajian Lezat untuk Berbuka Puasa

Selepas Ashar, mangkuk berwarna-warni berisi bubur dan sayur sudah mulai ditata rapi dengan pengaturan jarak di serambi masjid. Setiap mangkuk dihidangkan sepaket dengan segelas susu coklat atau teh hangat, kurma dan buah semangka.

Setiap harinya pengurus masjid mengolah sekitar 15 hingga 20 kilogram Bubur India yang disajikan untuk 150 hingga 200 mangkuk. Dananya pun berasal dari para donatur masjid.

"Sekarang rata-rata 100 sampai 150 porsi untuk jamaah yang di masjid. Tapi yang diluar itu sudah tak terhitung. Sebelum pandemi juga sama jumlahnya tidak ada pengurangan. Karena kalau yang buka banyak kasihan kalau tidak kebagian," lanjut Ali Baharun seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/4/2021).

Di masjid bersejarah itu, pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker dan pengaturan jarak. Ia mengungkapkan, penyajian buka puasa sempat berhenti saat Ramadan tahun 2020 karena pandemi.

Baca Juga: Menikmati Kelezatan Bubur Bakar Sambal Tumpang

Saat itu Bubur India yang dibagikan kepada jemaah hanya berlangsung selama lima hari saja.

"Tahun kemarin cuma berlangsung lima hari. Dari pihak kelurahan harus diberhentikan karena pandemi," kata pria keturunan Yaman ini.

Ia pun berharap, agar jemaah yang hadir disiplin mematuhi protokol kesehatan sehingga kegiatan tersebut bisa dilaksanakan sebulan penuh.

"Harapan saya, pengurus dan warga masyarakat tahun ini bisa samapai akhir. Mudah-mudahan doakan saja asal semua bisa tertib, Insya Allah bisa (digelar sebulan penuh)," tandas dia.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x