JAKARTA, KOMPAS.TV- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai kebijakan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang berakhir pada September lalu, tidak akan berdampak terhadap menurunnya penjualan kendaraan.
"Nampaknya tidak (berdampak turunnya penjualan)," ujar Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara seperti dikutip dari Antara, Senin (10/10/2022).
Kukuh optimistis penjualan mobil tidak akan terlalu terpengaruh, karena tingginya angka penjualan kendaraan baru. Gaikindo mencatat pada September lalu, penjualan kendaraan roda empat di Indonesia mencapai hampir 100.000 unit.
Hal itu menunjukkan bahwa permintaan pasar terhadap kendaraan masih bagus meski kebijakan insentif PPnBM secara perlahan dihapus.
"Ya memang daya belinya, harga-harganya cukup terjangkau sehingga permintaannya masih bagus," kata Kukuh.
Baca Juga: Ribuan Mobil Dinas Akan Diganti Mobil Listrik, padahal Banyak Ruginya Dibanding Mobil BBM
Untuk tahun ini, Gaikindo menargetkan penjualan mobil baru nasional sebanyak 900.000 unit untuk tahun 2022. Kukuh yakin target akan tercapai di tengah bayang-bayang lonjakan inflasi.
"Dengan kondisi sekarang kita harapkan bisa terpenuhi proyeksi yang sudah ditentukan di awal. Kita masih ada waktu tiga bulan lagi," tuturnya.
Menurut Kukuh, saat ini memang terjadi lonjakan inflasi di Indonesia, yakni sebesar 5,95 persen. Namun hal tersebut dinilai masih tergolong rendah dibanding negara lain, seperti Amerika Serikat sebesar 8,3 persen, Inggris 9,9 persen, maupun Rusia 14,3 persen.
Selain itu, dia mengatakan bahwa harga komoditi juga masih tergolong terkendali sehingga pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih di atas 5 persen pada kuartal II 2022.
"Nah itu membantu penjualan mobil kita cukup baik," sebutnya.
Baca Juga: Pertamina Minta Data Pemilik Mobil dari Korlantas Polri untuk Pembatasan BBM
Gaikindo, kata dia, juga terus menggelar pameran otomotif Gaikindo International Indonesia Auto Show (GIIAS) di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Dalam pameran tersebut, para agen pemegang merek yang merupakan anggota Gaikindo menghadirkan beragam promo menarik sehingga mampu mendongkrak penjualan kendaraan baru di Tanah Air.
Pembangunan infrastruktur jalan yang terus digenjot pemerintah serta makin berkembangnya bisnis di sektor logistik juga dinilai Kukuh menjadi faktor lain yang membuat penjualan kendaraan baru tetap tinggi.
"Adanya e-commerce ini meningkatkan mobilitas barang akhirnya banyak orang pesan, sehingga ini mendorong penjualan kendaraan bermotor terutama roda empat untuk keperluan logistik," ujar dia.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil periode Januari sampai Agustus 2022 sebesar 658.232 unit, naik 21,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 543.424 unit.
Baca Juga: BI Rate Naik, Bunga Kredit Mobil-KPR hingga Harga Barang Bisa Ikut Naik, Ini Penjelasannya
Sementara itu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu melihat berakhirnya kebijakan insentif PPnBM sedikit banyak tetap akan berdampak terhadap turunnya penjualan kendaraan.
Dengan dihapusnya subsidi tersebut, harga kendaraan akan kembali naik. Menurut dia, masyarakat akan lebih memilih menunda pembelian mobil baru hingga dana mereka cukup.
"Semakin tinggi harga mobil, semakin rendah jumlah permintaan pasar. Umumnya, masyarakat menanggapi kenaikan harga dengan menunda pembelian mobil baru ke lain waktu, sampai dana mereka mencukupi untuk membeli model yang mereka inginkan," ungkap Yannes kepada Antara.
Di sisi lain, memang ada beberapa faktor yang menjadi pendorong kenaikan penjualan kendaraan. Salah satunya kehadiran kendaraan baru yang dilengkapi fitur inovatif. Dia mengatakan hadirnya teknologi baru semakin berperan penting dalam industri otomotif dan memiliki dampak signifikan pada permintaan pasar dan penjualan kendaraan.
Baca Juga: Izin HGB di IKN Bisa Sampai 160 Tahun, Hadi Tjahjanto: Untuk Menarik Investor
"Mobil yang dilengkapi dengan interface digital yang membuat mengemudi lebih nyaman dan dapat melayani kebutuhan hiburan serta komunikasi penggunanya menjadi unsur yang semakin menarik bagi mayoritas pengguna," terangnya.
Selain itu, ketersediaan komponen yang berkualitas serta terjaminnya layanan perawatan dan suku cadang juga dipandang dapat mendorong penjualan, baik di kota besar maupun di wilayah pelosok.
"Pembeli akan mempertimbangkan untuk membeli atau menunda pembelian atau beralih ke merek lain, jika pembeli sulit mendapatkan servis dan suku cadang," tandasnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.