JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan penyebab solar subsidi langka di SPBU. Yaitu adanya perbedaan harga yang cukup jauh antara solar subsidi dengan solar non-subsidi.
Dengan adanya disparitas itu, kendaraan yang sebenarnya tidak berhak menggunakan solar subsidi, seperti truk tambang, tetap mengantre untuk membeli solar subsidi.
"Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," kata Arifin seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/4/2022).
Di sisi lain, Arifin menyebut harga BBM di Indonesia sebenarnya lebih murah dibanding harga BBM di negara Asia Tenggara lainnya.
Negara-negara di kawasan itu sudah menaikkan harga BBM dua kali lipat seiring naiknya harga minyak dunia.
Baca Juga: BPS Gunakan Big Data: Kenaikan Harga Pangan akan Tingkatkan Jumlah Orang Miskin
Ia menjelaskan, harga minyak dunia naik karena gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina.
Pada Maret 2022, harga minyak mentah Indonesia (ICP) telah menyentuh level 113,50 dolar AS per barel atau naik sebesar 17,78 dolar AS per barel dari sebelumnya 95,72 dolar AS per barel pada Februari 2022.
"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," tuturnya.
Sementara itu, ia memastikan kuota BBM cukup saat Ramadan dan Idulfitri. Pemerintah juga akan menambah kuota BBM 10 persen dari jumlah yang ditetapkan, untuk mengantisipasi permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat.
Baca Juga: Menteri ESDM Jamin Tak Ada Lagi Antrean Kendaraan Beli Solar
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.