MAKASSAR, KOMPAS.TV — Pertamina memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite saat Ramadan hingga menjelang Idulfitri 2022 secara nasional aman.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Keuangan Pertamina Persero Emma Sri Martini saat melakukan pemantauan di sejumlah SPBU di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (2/4/2022).
"Bicara stok, ketahanan, dan kesiapan dari kami (Pertamina) sudah memastikan kalau stok tidak ada masalah. Kita yakinkan konsumen bahwa kita bisa menjaga ketersediaan supply apalagi menjelang Ramadan dan persiapan Idulfitri itu dipastikan aman tidak ada masalah," kata Emma Sri Martina seperti dilaporkan jurnalis Kompas TV, Rama Pratama.
Tak hanya itu, Emma menyatakan Pertamina juga menjamin pihaknya telah mengontrol dengan baik terutama terkait ketersedian stok hingga distribusi.
Baca Juga: Konsumen Pertalite Meningkat Pasca Kenaikan Harga Pertamax, Ini Kata Pertamina
Senada dengan Emma, GM Eksekutif Pertamina Parta Niaga Regional Sulawesi mengatakan stok Pertalite secara nasional aman termasuk di Sulawesi ditengah kenaikan harga Pertamax.
Ia menyebut stok Pertalite yang tersedia saat ini ada sebanyak 750.000 KL dengan konsumsi harian secara nasional sebanyak 66.000 KL per hari.
"Kekhawatiran ada migrasi dari Pertamax ke Pertalite sehubungan harga. Namun secara nasional, stok kita cukup bagus jadi saat ini stok pertalite secara nasional tersedia 750 ribu KL sementara konsumsi harian atau DOT ada diangka 66 ribu KL perhari, artinya masih bisa untuk 11 hari. Sedangkan untuk Sulawesi sendiri stok kita masih ada di 66 ribu dan DOT nya 6900," ujarnya.
Agus juga mengungkapkan, ketersediaan stok ini dipastikan aman lantaran BBM jenis Pertalite ini diproduksi oleh kilang yang berada di dalam negeri.
Sehingga menurutnya, terkait supply kebutuhan masyarakat tidak akan ada masalah.
"Pertalite diproduksi oleh kilang dalam negeri baik itu di Balikpapan dan Balongan. Sehingga secara supply tidak ada masalah, setiap saat dibutuhkan atau nanti ada kenaikan konsumsi secara produk siap," ungkapnya.
Kendati demikian, Emma menyebut ke depannya pemerintah akan mengatur terkait penggunaan Pertalite lantaran BBM jenis itu telah ditetapkan sebagai bahan bakar jenis khusus penugasan atau subsidi.
Pengaturan itu dilakukan, lanjutnya, agar konsumen yang mendapatkan BBM subsidi lebih bisa tepat sasaran.
"Tinggal nanti pengaturan penggunaan konsumennya, supaya lebih tepat sasaran karena Pertalite ini adalah bbm bersubsidi sehingga pada saatnya pemerintah akan mengatur kepada siapakah BBM bersubsidi itu akan ditujukan supaya tidak membebani negara dalam memberikan subsidi dan kompensasi," pungkas Emma.
Sebelumnya diberitakan, per 1 April 2022 harga Pertamax di Indonesia resmi naik. Kini harga Pertamax berkisar mulai Rp12.500 hingga Rp13.000 per liter.
Untuk wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dari yang sebelumnya Rp9.000 per liter naik menjadi Rp12.500 per liter.
Lalu untuk wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat dari yang sebelumnya Rp9.200 per liter naik menjadi Rp12.750 per liter.
Kemudian untuk wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Kodya Batam (FTZ) dari yang sebelumnya Rp9.400 per liter menjadi Rp13.000 per liter.
Baca Juga: Warga Keluhkan Kelangkaan Pertalite, Pertamina: Kami Pastikan Stok Cukup
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.