KOMPAS.TV - Proses pencarian dan validasi data penerima subsidi upah, sebesar 600 rupiah per bulan, belum juga tuntas.
Dari pengumpulan data sementara, ditemukan 1,6 juta data tidak valid dan tidak dapat diproses lebih lanjut, untuk mendapatkan bantuan.
Total 1,6 juta data tidak valid, karena tidak memenuhi kriteria penerima subsidi upah.
Sebanyak 62 persen di antaranya, memiliki gaji di atas 5 juta rupiah.
Padahal bantuan atas imbas pandemi ini , diperuntukkan bagi karyawan dan pegawai pemerintah non-ASN bergaji di bawah 5 juta rupiah.
Syarat lainnya pun tak lolos, 38 persen, baru mengikuti BPJS ketenaga-kerjaan di atas Juni 2020.
Dari target 15,7 juta penerima subsidi upah.
Data yang sudah terkumpul baru 9 juta calon penerima.
BPJS ketengakerjaan yang bertugas mengumpulkan dan memvalidasi data , lalu menyerahkannya kepada pemerintah.
Tahap satu , Agustus kemarin , 2,2 juta data calon penerima sudah dikantongi Kementerian Ketenagakerjaan.
Bulan ini , total 6,5 juta data yang dilaporkan.
Meski data sudah dipegang pemerintah, masih ada beberapa tahapan lagi sampai akhirnya bisa masuk ke rekening penerima.
Dari 9 juta, baru 3,7 juta orang yang sudah menerima subsidi upah, per 7 September kemarin.
Dari data tahap pertama tadi, sebanyak 2.311.237 orang dan tahap dua , 1.386.059 penerima.
Jika masing-masing mendapatkan setoran 1,2 juta rupiah.
Maka, subsidi upah yang sudah cair sekitar 4,4 triliun rupiah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.