NUSA DUA, KOMPAS.TV – Menjelang KTT G20 yang digelar 15–16 November 2022, para pemimpin bisnis dari negara-negara G20 yang tergabung dalam B20 Indonesia telah menyepakati menyerahkan policy reccomendation final atau communique kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku Pengarah Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia.
Aspirasi dan masukan dari komunitas bisnis global melalui B20 selaku business engagement G20 dalam bentuk policy recommendation ini terefleksikan dalam B20 Communique sebagai bentuk pernyataan bersama B20 yang akan disampaikan pada publik dan merangkum isu prioritas yang menjadi konsensus bersama B20.
B20 Communique ini diserahkan saat hari kedua penyelenggaraan B20 Summit, Senin (14/11/2022) di Nusa Dua, Bali yang sekaligus menjadi puncak acara atau penutupan konferensi dari komunitas bisnis global negara-negara G20 ini.
Selang sehari setelah penyerahan B20 Communique Presiden Jokowi langsung memimpin KTT G20 yang juga berlangsung di Bali.
Sebagai salah satu engagement group terkemuka dari G20, B20 memiliki andil besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi global pascapandemi, khususnya di negara-negara G20 melalui KTT G20.
Communique ini berisi ringkasan inti atas pandangan, arahan dan solusi dari seluruh task force (TF) dan action council B20 yang telah bekerja untuk merumuskan rekomendasi kebijakan sepanjang tahun 2022.
B20 Indonesia telah menyiapkan B20 Communique, dokumen yang merangkum seluruh policy recommendation, policy action dan legacy program untuk diserahkan kepada KTT G20 agar dapat diadopsi dan diimplementasikan G20.
Baca Juga: Pimpin 'Task Force Integrity & Compliance B20', Haryanto Budiman Sampaikan 4 Rekomendasi untuk G20
Dalam keynote speech di B20 Summit, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan optimismenya terkait pemulihan ekonomi Indonesia meski pandemi telah menimbulkan disrupsi tatanan perekonomian global.
“Ternyata sepuluh bulan kemudian ada krisis perang, ada krisis pangan, ada krisis energi dan keuangan. Tapi kita bersyukur, Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen dan kuartal ketiga tumbuh 5,72 persen. Inflasi juga terkendali. Ekonomi kita akan terus tumbuh,” jelas Presiden Jokowi saat menutup B20 Summit yang sudah berlangsung sejak 13-14 November 2022 di BNDCC, Bali.
Presiden Jokowi juga menegaskan menambahkan tiga strategi besar yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global seperti pandemi, krisis pangan, energi dan ekonomi. Diantaranya melalui hilirisasi industri, pengembangan ekonomi hijau alias green energy hingga digitalisasi.
“Ekonomi hijau atau potensi energi baru terbarukan kita sekitar 434 ribu MW. Semua potensi alam dari matahari, air, angin itu ada semua. Ini kesempatan bagi investor untuk berinvestasi di sini, karena memang untuk investasi hijau tidak sedikit. Jadi kita ingin bersama-sama membangun ekonomi hijau di Indonesia,” lanjutnya.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya UMKM berkolaborasi dengan perusahaan besar untuk mendorong akselerasi digitalisasi. Tercatat ada 19 juta UMKM yang masuk platform digital dan ditargetkan mencapai 30 juta UMKM pada tahun 2024.
Sementara itu, Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani menegaskan bahwa policy recommendation yang dihasilkan B20 bagi G20 adalah kontribusi penting Indonesia untuk pemulihan pemulihan ekonomi global.
“Sepanjang Presidensi B20 Indonesia, kami tetap berkomitmen untuk memberikan platform bagi bisnis untuk berdialog dan mendukung pemerintah G20. Pada tahun 2021, kami memasuki babak baru: The Great Reboot yang memperlihatkan pergeseran dari mengelola krisis untuk kemudian berinovasi memanfaatkan peluang baru,” kata Shinta.
Bersama dengan 6 Task Force dan 1 Action Council, B20 Indonesia telah mencapai solusi berbasis konsensus lintas negara melalui hasil 25 policy recommendation, dan 68 policy action agar ditindaklanjuti oleh negara-negara G20.
Selain itu, B20 Indonesia mendorong dampak konkrit dan perlu mempersiapkan diri untuk Great Rebound.
“Bapak Presiden, Anda akan bertemu dengan para pemimpin G20 di KTT G20, dan saya harap bapak dapat memajukan prioritas ini ke G20 sebagai visi bersama antara pemerintah dan bisnis untuk mencapai pertumbuhan kolaboratif, berkelanjutan, dan inklusif,” tegas Shinta.
Keselerasan Prioritas B20-G20
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia dan Host of B20 Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Presidensi B20-G20 tahun ini berlangsung di tengah situasi geopolitik yang memanas disertai mengenai menurunnya kepercayaan masyarakat dunia terhadap globalisasi yang dianggap gagal memberikan keadilan.
Arsjad melihat, sebagai negara yang berada di antara kawasan Utara dan Selatan serta satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota tetap G20, Indonesia mampu menjadi penyambung suara ekonomi negara maju dan berkembang di kancah global.
Pada saat yang sama, Indonesia memiliki tradisi panjang dalam mengadvokasi berbagai kepentingan di meja perundingan.
Selaras dengan arahan Presiden Jokowi, B20 Indonesia menetapkan tiga prioritas utama untuk B20 Summit sejalan dengan prioritas Presidensi G20 terkait problem mendasar bagi negara berkembang dan negara maju, yakni ekonomi hijau, pemberdayaan UMKM dan perempuan, dan penguatan ketahanan kesehatan global.
Baca Juga: TF ESC-B20, Lahirkan Kawasan Industri Hijau Pertama di Asia Tenggara
“Ketiga elemen ini adalah kunci untuk memastikan kolektif, berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif untuk semua negara. Untuk itu, kami merumuskan tiga terobosan yaitu inovasi untuk pertumbuhan pasca krisis yang adil, penyertaan UMKM dan kelompok rentan untuk pembangunan berkelanjutan, dan kolaborasi negara maju dan berkembang untuk pertumbuhan yang tangguh dan berkelanjutan,” jelasnya.
B20 Communique
Isi communique terdiri atas tiga bagian penting. Pertama, berisi key messages berupa ringkasan isu prioritas yang diangkat dan dikembangkan oleh enam Task Forces dan satu Action Council, yakni inovasi, inklusivitas, dan kolaboratif.
Bagian kedua Communique berisi rekomendasi kebijakan dan tindak lanjut kebijakan yang dikembangkan oleh Task Force dan Action Council B20 Indonesia yakni Digitalization; Integrity & Compliance; Future of Work & Education; Trade & Investment; Energy, Sustainability and Climate; Women in Business Action Council dan Finance and Infrastructure.
Baca Juga: [FULL] Pidato Jokowi di B20 Summit Indonesia, Paparkan Strategi Pemulihan Ekonomi RI
Bagian terakhir berisi pernyataan dari the International Advocacy Caucus (IAC), kelompok yang terdiri dari puluhan CEO perusahaan global terkemuka dan pemimpin federasi bisnis dari negara-negara G20 yang menjadi pengarah Presidensi B20 sekaligus merepresentasikan legacy program B20 Indonesia untuk dunia.
Baik Arsjad maupun Shinta dalam acara penutupan B20 Summit mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses maraton Presidensi B20 sepanjang tahun 2022.
Indonesia akan terus memberikan dukungan bagi India yang akan menjadi pemegang Presidensi B20-G20 untuk dapat menjalankan legacy program B20 Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.