Pernah lihat foto yang memprediksi “tampang” seseorang saat sudah menua di media sosial? Atau hasil rekayasa foto lawas yang bisa bergerak?
Semua ini dibuat dengan deepfake app, yaitu aplikasi untuk memanipulasi foto dan video yang semakin populer beberapa waktu belakangan ini.
Apa itu Deepfake App?
Deepfake sebenarnya adalah bentuk kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang memungkinkan Anda untuk merekayasa foto, video, dan audio sampai terlihat nyata. Secara sederhana, deepfake bekerja dengan menempelkan wajah seseorang yang benar-benar berbeda pada video orang lain.
Untuk membuatnya, dibutuhkan berbagai contoh wajah orang yang videonya ingin direkayasa.
Walaupun terdengar rumit, tapi untuk membuatnya saat ini tak membutuhkan keterampilan tingkat tinggi. Anda cukup download aplikasi deepfake di ponsel untuk membuat konten-konten yang kreatif, unik, dan lucu.
Beberapa aplikasi yang cukup populer lainnya adalah FaceApp, MyHeritage, Deepfake Studio, dan SpeakPic.
Jika ingin tahu lebih banyak mengenai aplikasi deepfake atau informasi lain seputar teknologi paling update, Anda bisa mengunjungi Regendus.
Aplikasi canggih namun berisiko ini sbahkan juga bisa memalsukan audio. Caranya adalah dengan merekam suara orang lain kemudian memasukkannya dalam video sasaran.
Dengan begitu, orang yang tengah berbicara dalam video tersebut bisa saja kedengarannya membahas suatu topik yang justru bertolak-belakang dengan pernyataan aslinya.
Ini karena pelaku cloning audio dapat memasukkan berbagai macam tema rekaman suara sesuai keinginannya.
Cara Kerja Deepfake App
Deepfake app bekerja dengan menerapkan sistem algoritma deep learning atau pembelajaran mendalam. Sistem ini bekerja menggunakan struktur jaringan algoritma, yaitu GAN (Generative Adversarial Network).
Sistem inilah yang membuat hasil rekayasa aplikasi deepfake terlihat nyata walaupun sesungguhnya manipulasi.
Generative Adversarial Network terdiri dari dua jaringan, yaitu generator dan diskriminator. Generator berfungsi untuk menghasilkan manipulasi foto yang terlihat nyata, sementara diskriminator dapat menilai apakah foto tersebut sudah terlihat nyata atau belum.
Terlepas dari canggihnya fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi, tak dapat dimungkiri bahwa deepfake adalah sarana yang dapat dimanfaatkan untuk tindak kejahatan.
Baca Juga: ITS Surabaya Bangun Galeri Riset dan Inovasi Teknologi, Fasilitasi Generasi Muda Mengenal Sains
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.