Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
PALU, KOMPASTV – Kehadiran buaya berkalung ban di sungai Palu memang menyita perhatian banyak pihak.
Mulai dari upaya pelepasan kalung ban yang melibatkan BKSDA, hingga ahli hewan dari Australia.
Namun kali ini hebohnya buaya berkalung ban sudah sampai ke toko roti setempat.
Pemilik toko roti terinspirasi dari keberadaan buaya berkalung ban dan membuat roti sejenisnya.
Bentuknya betul-betul mirip dengan buaya berkalung ban yang ada di sungai.
Sejak dibuatnya roti ini, peminatnya sudah banyak.
Bahkan sang penjual selalu kehabisan stok roti karena selalu habis terjual.
Setiap hari pemilik toko roti memiliki 3 gerai toko, masing-masing toko dipasok 100 buah roti buaya berkalung ban.
Namun semuanya ludes dibeli.
Meski ada pembeli yang tak kesampaian membeli roti buaya ini, minimal mereka sudah senang jika diberi kesempatan untuk berswafoto bersama si roti unik ini.
Sayangnya nasib buaya berkalung ban masih berkeliaran di sungai palu.
Upaya demi upaya dikerahkan untuk melepaskan ban tersebut dari sang buaya.
Data terakhir dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng, ada sekitar 36 ekor buaya yang hidup di Sungai Palu.
Salah satunya buaya yang terlilit ban motor bekas di lehernya.
Sejak dulu, lokasi ini sudah menjadi habitat buaya muara.
Catatan dari BKSDA, selama ini pula belum ada konflik antara buaya dengan manusia karena ekosistem di Sungai Palu masih terjaga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.