JAKARTA, KOMPAS.TV - PLN melalui etintas bisnisnya menjalin kontrak kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, KEPCO Engineering and Construction Company Inc untuk mengembangkan teknologi pemanfaatan hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Dirut PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan kerjasama ini demi mewujudkan net zero emission pada 2060 dengan mengurangi penggunaan batu bara melalui program co-firing.
Berdasarkan Data Statista, Indonesia menduduki urutan kelima sebagai produsen amonia dunia pada 2021, dengan 5.9 juta metrik ton.
Kandungan amonia yang terdiri dari senyawa nitrogen dan hidrogen, lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung karbon.
Amonia bisa digunakan sebagai co-firing atau sebuah teknologi subtitusi batu bara dengan bahan bakar biomassa pada rasio tertentu.sedangkan hidrogen dimanfaatkan untuk menghasilkan natural gas dipembangkit listrik tenaga uap dan gas yang dikelola PLN grup.
Sementara itu, Dirjen Energi Baru dan Terbarukan dan Konvservasi Energi, Kementerian ESDM, menilai upaya transisi energi bukan menjadi beban PLN, melainkan juga seluruh sektor.
Baca Juga: Kementerian ESDM Menilai Transisi Energi Bisa Buka Peluang Investasi bagi Pihak Asing
Gelaran G20 di Bali pada November lalu menghasilkan 3 potensi pemanfaatan hidrogen di Indonesia.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak sumber daya air yang menjadi modal besar untuk memproduksi hidrogen sebagai bahan bakar bersih.
Terkait kerjasama ini pemerintah diharapkan mempertimbangkan aspek ekonomian dan efektivitas menekan gas rumah kaca.
Kerjasama pengembangan transisi energi dengan co-firing menjadi solusi cepat bagi PLN untuk meningkatkan energi bersih, dan diharapkan bisa menghasilkan multi industri yang dapat memberikan banyak manfaat di Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.