JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian merupakan penyebab kematian 133 orang dalam Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu di Malang.
“kematian massal sebanyak 133 orang ketika itu disebabkan oleh karena gas air mata, penembakan gas air mata. Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama desak-desakan, mati.” Jelas Mahfud MD saat mengomentari survey LSI secara daring, pada Kamis (20/10/2022).
Ketua TGIPF itu mengatakan kandungan kimia pada gas air mata itu tidak penting, karena penembakannya menyebabkan orang panik hingga berdesak-desakan dan menimbulkan kematian.
“saya tidak peduli sekarang seberapa besar kandungan kimia yang mematikan dari gas air mata itu tidak penting, karena karena bukan kimianya yang kita teliti yang menyabkan kematian, tapi penembakannya yang menyebabkan orang panic kemudian masuk ke yang sama, berdesak-desakan, mati itu sudah pasti.” Tegas Mahfud.
Baca Juga: Komnas HAM Ngaku Selidiki Semua CCTV Stadion Kanjuruhan: Tidak Ada yang Terhapus
Sebelumnya, dalam konferensi pers beberapa waktu yang lalu Polri membantah bahwa gas air mata menjadi penyebab kematian 133 orang dalam Tragedi Kanjuruhan.
Menurut Polri, kematian ratusan orang disebabkan karena berdesak-desakan di pintu stadion.
Video Editor: Rengga
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.