KOMPAS.TV - Jumlah hewan ternak sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terus bertambah.
Lima ekor sapi dilaporkan mati dan empat ekor sapi disembelih meski dalam keadaan sakit.
Data sementara yang terkumpul dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Lumajang sudah ada 300 lebih ternak sapi yang terkena dampak wabah ini.
Baca Juga: Kementan: Ada 5.431 Sapi di Enam Kabupaten Terjangkiti PMK Jelang Idul Adha
Meski sudah dilakukan penyuntikan sapi-sapi warga ini masih belum sembuh dari sakitnya.
Untuk itu, peternak berharap pemerintah setempat segera mengambil langkah cepat agar wabah ini tidak terus menjalar kemana-mana.
Sebelumnya, ratusan ternak sapi mengalami gejala aneh sejak sepekan lalu.
Awalnya, warga mengaku kaki sapi mereka gemetar dan mengalami luka. Selanjutnya sapi tidak kuat berdiri dan tidak mau makan.
Dari mulut sapi keluar air liur terus menerus dan lidahnya mengalami luka.
Maraknya wabah penyakit mulut dan kuku membuat sejumlah peternak sapi di Lumajang, Jawa Timur panik.
Mereka banyak menjual hewan ternak mereka dengan harga yang sangat murah.
Pemilik hewan ternak mengaku terpaksa menjual sapi tersebut lantaran takut mati sehingga peternak tidak bisa menghasilkan apa-apa.
Sapi yang harga normalnya mencapai Rp 30 juta bisa dijual dengan harga Rp 5 juta hingga Rp 9 saja.
Sementara itu, peternak di Desa Bades, Kecamatan Pasirian mengaku sapi mereka kondisinya mulai membaik karena tim dokter hewan telah memeriksa hewan ternak mereka.
Peternak sapi berharap ada langkah cepat dari pemerintah agar sapi-sapi mereka cepat sembuh sehingga mampu memberikan dampak ekonomi lebih tinggi terhdap masyarakat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.