Kompas TV internasional kompas dunia

AS Setujui Penjualan Peralatan Militer Senilai Rp 1,5 Triliun untuk Ukraina

Kompas.tv - 20 November 2024, 15:20 WIB
as-setujui-penjualan-peralatan-militer-senilai-rp-1-5-triliun-untuk-ukraina
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tampak mendengarkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berbicara di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington, AS, 26 September 2024. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh, File)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Pemerintah Amerika Serikat telah menyetujui penjualan peralatan dan layanan militer senilai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun kepada Ukraina. Langkah ini bertujuan memperkuat pertahanan Ukraina di tengah konflik yang masih berlangsung dengan Rusia.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Selasa (19/11/2024), Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (Defense Security Cooperation Agency/DSCA) menyebut penjualan ini sejalan dengan tujuan keamanan nasional AS dan mendukung stabilitas politik serta kemajuan ekonomi di Eropa.

"Paket ini akan mendukung kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra kami, yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan," demikian pernyataan DSCA dikutip dari Anadolu.

Paket tersebut mencakup perbaikan kendaraan militer, pelatihan, bantuan teknis, logistik, serta publikasi yang mendukung operasi pertahanan Ukraina.

Langkah ini diumumkan di tengah laporan bahwa pemerintahan Biden telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia. 

Pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim berhasil mencegat enam rudal ATACMS yang diduga diluncurkan Ukraina di wilayah Bryansk. 

Baca Juga: Biden Dituding Picu Perang Dunia III usai Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal AS

Jika klaim ini benar, maka serangan tersebut menandai penggunaan pertama rudal jarak jauh ini oleh Ukraina sejak perang dimulai pada Februari 2022.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky enggan memberikan komentar terkait dugaan serangan rudal tersebut.

Selain itu, laporan terbaru menunjukkan bahwa Korea Utara memang mengirimkan pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang. 

Seorang pejabat senior AS mengatakan langkah Washington kali ini juga bertujuan mencegah keterlibatan lebih jauh Korea Utara dalam konflik tersebut.

Menjelang pergantian pemerintahan di AS, pemerintahan Biden sedang berupaya mengalokasikan sisa dana bantuan keamanan sebesar 6 miliar dolar AS kepada Ukraina. 

Langkah ini dilakukan sebelum presiden terpilih Donald Trump resmi menjabat pada Januari mendatang.

Trump diperkirakan akan menghentikan aliran bantuan senjata ke Ukraina, mengubah arah kebijakan luar negeri AS dalam konflik tersebut. 

Baca Juga: G20 Tegaskan Dukung Gencatan Senjata di Gaza, Lebanon, dan Ukraina




Sumber : Anadolu




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x