SEOUL, KOMPAS.TV – Pasukan Korea Utara yang dikirim ke Rusia dilaporkan telah bergabung dalam operasi tempur di Ukraina. Informasi ini diungkapkan Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) dalam pertemuan tertutup Komite Intelijen Parlemen, Rabu (20/11/2024).
"Pasukan Korea Utara dipindahkan ke Kursk pada akhir Oktober setelah menjalani pelatihan di wilayah timur laut Rusia," kata perwakilan NIS dikutip dari Yonhap.
NIS menyebut, pasukan Korea Utara ditugaskan ke brigade udara dan korps marinir Rusia. Sebagian besar menjalani pelatihan taktik dan respons drone, sedangkan lainnya telah terlibat langsung dalam pertempuran.
NIS juga menambahkan bahwa ada kemungkinan korban luka atau tewas di pihak pasukan Korea Utara.
"Kami sedang berupaya memastikan detail kondisi mereka di lapangan," ujar NIS.
Seoul dan Washington sebelumnya menyatakan keprihatinan atas pengiriman pasukan Korea Utara ke garis depan wilayah Kursk, yang berbatasan dengan Ukraina.
Langkah ini dinilai dapat memperluas konflik dan mengancam stabilitas keamanan di Eropa dan kawasan Indo-Pasifik.
Menurut NIS, jumlah pasukan Korea Utara yang dikirim mencapai 12.000 hingga 15.000 personel, dengan potensi tambahan pengiriman jika konflik berkepanjangan.
Baca Juga: Jerman Tegaskan Tidak Akan Terintimidasi Lagi oleh Kebijakan Nuklir Rusia, Ini Alasannya
“Jika perang terus berlanjut, kemungkinan Rusia meminta lebih banyak pasukan dari Korea Utara semakin besar,” ujar pihak NIS.
Lebih jauh, perang yang berlarut-larut dikhawatirkan memperkuat ketergantungan Rusia pada Korea Utara. Hal ini membuka peluang transfer teknologi senjata canggih dari Moskow ke Pyongyang.
Selain pengerahan pasukan, Korea Utara juga dilaporkan telah mengekspor artileri jarak jauh ke Rusia. Senjata yang dikirim mencakup howitzer 170 mm dan peluncur roket 240 mm.
Sebelumnya, Rusia uga dilaporkan mengirim amunisi artileri dan rudal balistik jarak pendek.
“Kerja sama militer antara kedua negara semakin erat di tengah konflik ini,” ujar seorang pejabat intelijen.
Hubungan erat antara Korea Utara dan Rusia juga ditunjukkan dalam pertemuan mendadak antara Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada awal November.
Pertemuan yang digambarkan “sangat penting dan sensitif” itu menyoroti peningkatan kerja sama strategis antara kedua negara.
NIS juga mencatat kemungkinan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi Rusia dalam waktu dekat.
Baca Juga: Serangan Rusia Ketiga Dalam 3 Hari, 12 Orang Tewas Termasuk Satu Orang Anak
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.