JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batubara menjadi dimetil eter, DME, sebagai pengganti penggunaan gas elpiji di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Jokowi menyebut, proyek hilirisasi ini akan menekan biaya impor elpiji, dan mengurangi subsidi pemerintah untuk masyarakat yang menggunakan elpiji.
Jokowi mengklaim jika elpiji disetop dan pindah ke dme pemerintah bisa berhemat hingga Rp70 triliun.
Jokowi menambahkan, proyek hilirisasi batubara ini dilakukan agar impor batubara bisa dikurangi.
Baca Juga: Rencana Elpiji Diganti Gas DME Batu Bara, Menteri Investasi: Demi Kemandirian Energi
Menurutnya, ada pihak yang nyaman dengan impor, sehingga negara dirugikan.
Sementara menteri Investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM, Bahlil Lahadalia menargetkan pembangunan proyek ini tuntas dalam kurun waktu 30 bulan.
Namun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, WALHI, menilai proyek gasifikasi ini hanya upaya pemerintah untuk memperpanjang pemakaian batubara sebagai sumber energi, yang mengotori lingkungan.
Pemerintah harus memastikan semua proyek energi harus ramah lingkungan, sesuai dengan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Seperti apa proyek gasifikasi batubara ini, dan apakah ramah lingkungan?
Sapa Indonesia Malam membahasnya dengan Menteri Investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM, Bahlil Lahadalia, dan Kepala Kampanye Anti Industri Ekstraktif Walhi, Hadi Jatmiko.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.