Antoni juga bangga game-game tersebut memperkenalkan unsur-unsur kehidupan dari negaranya kepada penonton global. Misalnya, minuman yang ada di Coffee Talk termasuk STMJ, atau susu telur madu jahe, minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari susu, telur, madu, dan jahe. Antoni mengatakan ia telah melihat video dari warganet di negara-negara lain yang mencoba membuat minuman tersebut.
"Game-game kami menargetkan penonton internasional, tetapi juga memperkenalkan budaya setempat. Jika Anda memainkan semua game kami, (Anda akan melihat) ada potongan-potongan kecil budaya Indonesia atau Asia Tenggara yang tertanam di dalamnya," katanya.
Ketika ditanya tentang bagaimana beberapa orang mungkin terkejut bahwa studio game yang memenangkan penghargaan dapat muncul dari Indonesia, Pramudita mengatakan ini dapat dimengerti, mengingat industri di kawasan Asia Tenggara masih berkembang.
Dia yakin kondisi akan membaik, mengingat alat dan perangkat lunak untuk membangun game semakin mudah diakses, dan lebih banyak sekolah menawarkan pengembangan game sebagai mata kuliah.
"Saya pikir masa depan industri kami cerah," katanya.
Baca Juga: Raih 3 Medali Emas, Timnas Indonesia Jadi Juara Umum di Kejuaraan Dunia eSports ke-14 2022 di Bali
Meskipun komunitas pengembang di Indonesia kecil, namun berkembang pesat dengan dukungan yang kuat.
Presiden Asosiasi Game Indonesia Cipto Adiguno, yang memimpin asosiasi game Indonesia, mengatakan pemerintah Indonesia sangat memberi dukungan, dengan program seperti hibah perjalanan untuk acara bisnis, inkubasi tahap awal, dan mentoring untuk tim yang lebih maju.
"Game (kami) berada di antara teknologi dan seni, dan budaya yang beragam di Indonesia adalah tempat yang subur untuk kreativitas. Tidak satu pun game dan cerita sukses Indonesia yang memenangkan penghargaan adalah terobosan teknis."
"Beberapa bahkan dapat dikatakan sangat konvensional, bahkan tidak menggunakan teknik monetisasi modern. Sebaliknya, narasi dan arah seni yang menempatkan mereka di atas yang lain," katanya.
Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2021 menunjukkan industri game menyumbang Rp24,88 triliun untuk ekonomi Indonesia tahun 2022, atau sebesar 2,19 persen dari produk domestik bruto total.
Industri game tumbuh sebesar 4,47 persen pada tahun 2020, hanya kalah dari televisi dan radio, karena lebih banyak orang beralih ke hiburan di rumah saat pembatasan sosial diberlakukan untuk menekan Covid-19.
Pengembang seperti Pramudita dan Antoni bersemangat untuk terus mempertahankan momen ini, dengan keduanya memiliki game yang sedang dikembangkan. Sekuel dari Coffee Talk akan dirilis pada bulan April, dan Toge Productions juga sedang mengerjakan game survival horor yang berlatar belakang gunung di Indonesia.
“Ada begitu banyak budaya di dunia tetapi orang hanya fokus pada yang biasanya terlihat di media, seperti fantasi medieval Barat, atau seperti Mesir, atau Norse atau Jepang. Ada begitu banyak budaya dan sejarah di Asia Tenggara yang belum tersentuh," kata Antoni.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.