JAKARTA, KOMPAS.TV – Istilah phishing belakangan ini marak digunakan seiring banyaknya korban dari kejahatan jenis ini.
Melansir dari Phishing.org, Kamis (11/3/2021), phishing adalah modus kejahatan siber yang menargetkan informasi atau data sensitif dari korban melalui sambungan telepon, email atau pesan teks.
Parahnya, pelaku phishing biasanya menyamar sebagai lembaga yang sah untuk meyakinkan korban dan mendapat data informasi korban, seperti informasi identitas pribadi, detail kartu kredit atau nomor rekening, hingga password.
Informasi ini nantinya akan digunakan untuk mengakses akun penting dan berakitan pencurian identitas hingga kerugian finansial yang cukup banyak.
Baca Juga: YouTube Akan Tarik Pajak Bagi Kreator di Luar Amerika Serikat
Salah satu fenomena phishing yang pernah terjadi yakni pada 2004, di mana seorang remaja di California membuat tiruan situs web America Online.
Dengan situs palsu tersebut, pelaku bisa mendapatkan informasi sensitif dari pengguna dan detail kartu kredit untuk menarik uang dari akun mereka.
Cara kerja phishing
Melansir dari Kompas.com, phishing dilakukan dengan menargetkan dulu korban dan membuat strategi yang akan digunakan untuk menyerang korban.
Kemudian, pelaku akan membuat metode phishing, seperti membuat email palsu atau situs palsu untuk mengirim pesan yang memikat korban.
Pelaku lalu mengirim pesan yang dapat dipercaya dan memulai serangannya.Kemudian pelaku akan memantau dan mengumpulkan data yang diberikan korban di laman situs palsu.
Dengan data tersebut, pelaku bisa melakukan pembelian ilegal hingga melakukan tindakan penipuan lain dengan identitas korban.
Baca Juga: Cuitan Pertama CEO Twitter Dijual, Ada yang Menawar hingga Rp 36 Miliar!
Ciri umum phishing
Agar tak menjadi korban phishing selanjutnya, penting untuk mengetahui bagaimana ciri umum pesan phishing sebagai berikut, dilansir dari phishing.org:
1. Penawaran menggiurkan dan tak masuk akal
Pelaku phishing biasanya menggaet korbannya dengan membuat pesan yang berisi penawaran yang menguntungkan untuk menarik perhatian korban. Misalnya, Anda telah memenangkan undian dan mendapat hadian sekian ratus juta atau hadiah mewah lain.
2. Tenggat waktu yang cepat
Taktik favorit pelaku kejahatan dunia maya adalah meminta Anda untuk bertindak dengan cepat. Beberapa pesan bahkan menyediakan waktu beberapa menit bagi Anda untuk menanggapi. Jika Anda menemukan pesan seperti ini, sebaiknya abaikan saja.
3. Tautan yang meniru lembaga resmi
Pelaku phishing mungkin akan mencantumkan link/tautan yang terlihat meyakinkan. Tautan ini biasanya meniru laman sebuah lembaga resmi. Misalnya, www.bankofarnerica.com, dimana m sebenarnya adalah ‘r’ dan ‘n’.
Sebaiknya, jangan sembarang klik tautan dari pesan yang belum jelas asalnya.
Baca Juga: Persembahan Untuk International Women's Day 2021 dari Google Doodle
4. Lampiran
Jika pelaku mengirimkan lampiran pada pesan, jangan mengunduh atau membukanya. Lampiran tersebut bisa jadi berisi virus atau ransimware yang berbahaya.
Satu-satunya jenis file yang selalu aman di klik adalah file dengan format txt.
5. Pengirim tidak dikenal
Hati-hati dengan pesan yang dikirim oleh orang asing. Jika pelaku menggunakan nomor asing, sebaiknya juga berhati-hati.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.