Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Saat rezim orde baru, di mana Presiden Soeharto masih memimpin di republik ini, K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenal menjadi salah satu tokoh yang kritis terhadap kebijakan pemerintahan di kala itu. Namun ketika Pak Harto turun dari kursi kepresidenan dan banyak yang menjauhi, sosok Gus Dur justru rutin mendatangi Pak Harto untuk bersilahturahmi, terlebih lagi ketika Idul Fitri.
Banyak pihak menganggap, sikap Gus Dur yang mendekati Pak Harto saat banyak orang menjauh, disebut-sebut sebagai akrobat politik.
Apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Gus Dur atas sikapnya tersebut?
Menurut Yenny Wahid, kala itu Gus Dur mengkritisi kebijakan bukan sosok Pak Harto, sehingga sosok Pak Harto sebagai manusia juga jasanya kepada bangsa ini tetap harus dihormati. Gus Dur juga ingin memberikan pelajaran bahwa kita harus melakukan sesuatu secara proposional. Jangan membenci dan memuja sesorang dengan berlebihan.
Selengkapnya, saksikan cuplikan dialog Rosianna Silalahi bersama Sinta Nuriyah Wahid, Alissa Wahid, Yenny Wahid, Anita Wahid dan Inaya Wahid, dalam ROSI episode Berbagi Warisan Gus Dur tayang 22 Juni 2017.
Jangan lewatkan dialog seru lainnya di program ROSI setiap hari Kamis pukul 20.00 WIB hanya di @kompastv
Dan follow akun Instagram talkshow ROSI @rosi_kompastv
Juga Twitter di @Rosi_KompasTV
#RosiKompasTV #WarisanGusDur #ROSI #KompasTV
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.