JAKARTA, KOMPAS.TV - Produk inovasi IBM semakin canggih. Terbaru, raksasa teknologi itu merancang AI Suitcase atau koper berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Koper pintar ini dirancang sebagai alat bantu mobilitas yang menggunakan teknologi AI dan sensor canggih untuk membantu orang dengan gangguan penglihatan dalam navigasi sehari-hari.
Sederhananya, AI Suitcase IBM mampu membantu aktivitas penyandang tunanetra atau orang dengan gangguan penglihatan.
Baca Juga: Mengenal Komputer Kuantum IBM: Teknologi Masa Depan yang Revolusioner
Program Manager, Accessibility Research, IBM Japan Masashi Oikawa mengungkapkan, ada alasan tersendiri mengapa alat bantu untuk tunanetra ini dibuat berbentuk koper.
Peranti keras tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi rintangan dan bisa membantu mobilitas dengan baik.
“Koper memiliki mobilitas yang baik dan kita sudah familiar melihat orang membawa koper, sehingga tidak begitu menarik perhatian orang,” kata Masashi.
Dia menerangkan, koper pintar ini dilengkapi dengan sensor yang mendeteksi rintangan juga orang di sekitar.
Selain itu, perangkat ini memiliki panduan suara mengenai lokasi dan sekitarnya, termasuk memberikan arahan kepada penggunanya.
"Tujuan utamanya adalah untuk memungkinkan penyandang tunanetra yang menggunakan koper AI untuk bergerak dengan aman dan lancar seperti orang yang dapat melihat sepenuhnya," jelas Masashi.
Beberapa fitur utama dari koper pintar atau AI suitcase IBM meliputi:
AI Suitcase dilengkapi dengan teknologi AI yang dapat memandu pengguna untuk menghindari rintangan dan menemukan jalur terbaik. Sistem ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk memproses data dari sensor dan kamera, kemudian memberikan arahan suara secara real-time.
Kamera dan sensor yang terpasang pada koper ini mampu mengenali objek di sekitar pengguna. Misalnya, AI Suitcase dapat mendeteksi dan mengenali kendaraan, pejalan kaki, tangga, dan pintu. Informasi ini kemudian disampaikan kepada pengguna melalui notifikasi suara.
AI Suitcase dapat terhubung dengan smartphone dan perangkat lainnya melalui koneksi bluetooth atau Wifi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi tambahan, seperti rute perjalanan atau lokasi tujuan.
Meskipun dilengkapi dengan teknologi canggih, AI Suitcase didesain agar tetap ringan dan mudah dibawa. Desainnya yang menyerupai koper biasa membuatnya tidak mencolok dan praktis untuk digunakan sehari-hari.
Baca Juga: IBM Buka Peluang Indonesia Masuk Ekosistem Komputasi Kuantum, Teknologi Termutakhir
Koper pintar ini tidak hanya mempermudah mobilitas sehari-hari, tetapi juga meningkatkan kemandirian penggunanya melalui teknologi AI dan sensor canggih.
Sistem AI Suitcase ini bekerja dengan menggabungkan beberapa komponen teknologi, yaitu:
AI Suitcase dilengkapi dengan berbagai sensor, termasuk sensor ultrasonik, sensor inframerah, dan kamera.
Sensor ultrasonik digunakan untuk mendeteksi rintangan di sekitar, sedangkan kamera menangkap gambar lingkungan sekitar pengguna.
Data yang dikumpulkan dari sensor dan kamera diproses oleh unit pemrosesan AI yang terintegrasi dalam koper. Algoritma AI ini menggunakan pembelajaran mesin untuk mengenali objek dan menentukan jalur navigasi yang aman.
Informasi yang diproses oleh unit AI kemudian disampaikan kepada pengguna melalui sistem pemandu suara. Pengguna akan menerima instruksi verbal tentang arah yang harus diambil dan objek yang ada di sekitar.
AI Suitcase dapat terhubung dengan smartphone pengguna untuk memberikan informasi tambahan dan memungkinkan pengaturan lebih lanjut melalui aplikasi khusus.
Baca Juga: Pengembangan Komputer Kuantum IBM, Bangun Ekosistem Lebih Luas
Masashi menjelaskan, koper pintar tersebut saat ini masih terus dikembangkan dan diuji coba penyandang tunanetra di Jepang.
Meski ada tantangan yang harus diatasi, menurutnya, potensi besar AI Suitcase untuk meningkatkan kualitas hidup banyak orang, sangatlah menjanjikan.
Sementara untuk pengembangan ke depan, ada beberapa hal yang coba ditingkatkan dari koper cerdas tersebut.
"Salah satu di antaranya tentu kami menginginkan komponen di dalam koper lebih kompak, sehingga juga bisa digunakan membawa barang," ungkap Masashi.
Diketahui, saat ini seluruh area bagian dalam koper digunakan untuk menaruh komponen komputer, termasuk baterai yang bisa bertahan 3-4 jam.
Peningkatan juga perlu dilakukan untuk mempercepat proses pergantian navigasi dari GPS saat di luar ruangan menjadi Light Detection and Ranging (LIDAR) di dalam ruangan.
Namun, koper cerdas ini masih memiliki kekurangan. Lokasi ideal untuk menggunakan koper ini adalah gedung atau pusat perbelanjaan yang memiliki permukaan rata.
Sementara untuk permukaan yang kasar seperti trotoar masih sulit digunakan. Namun ke depan, tidak menutup kemungkinan bisa digunakan di berbagai medan jalan.
IBM terus mengembangkan dan menyempurnakan teknologi tersebut. AI Suitcase diharapkan dapat segera tersedia secara luas dan memberikan manfaat nyata bagi mereka yang membutuhkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.