JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam khotbah Jumat pada 27 Desember 2024, tema muhasabah diri di akhir tahun sangat relevan untuk diangkat.
Khotbah ini dapat menjadi pengingat bagi jemaah tentang pentingnya refleksi amal perbuatan, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan meningkatkan kualitas ibadah.
Refleksi di akhir tahun juga membantu kita lebih sadar akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan menjadikan kita hamba yang lebih bersyukur.
Berikut khotbah Jumat yang ditulis oleh oleh Akhmad Taqiyuddin Mawardi, Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online Jombang, Pengasuh Pesantren An-Nashriyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Baca Juga: Mengenang Tsunami Aceh 2004, Warga Zikir dan Ziarah ke Kuburan Massal Siron
Khotbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ
مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Pada hari Jumat yang mulia ini, di penghujung tahun 2024 ini, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jemaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Di penghujung tahun 2024 ini, penting bagi kita untuk terus bermuhasabah dalam rangka perbaikan diri kita agar menjadi hamba yang semakin bertakwa pada Allah swt. Muhasabah penting dilakukan, di tengah rutinitas keseharian kita. Manusia bukanlah mesin, yang melakukan gerak tanpa perasaan.
Muhasabah akan melahirkan kesadaran, yang menggerakkan kita ke arah kebaikan. Selain itu, seorang Muslim juga perlu senantiasa mengingat asal penciptaannya. Perenungan atas apa yang telah terjadi, penting dilakukan agar mampu mengambil ibrah atau pelajaran agar mampu memetik hikmah demi perbaikan di masa depan. Memperbaiki kekurangan, maupun kesalahan.
Allah swt berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 18:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kita perlu selalu merenungkan, Dari mana kita berasal? Untuk apa kita diciptakan? Di jalan apa kita berjuang? Dari mana kita mempunyai daya untuk melakukan segala perbuatan? Kelak, ketika mati, ke mana kita kan dikembalikan? Jawaban dari perenungan di atas adalah adalah minalllah, lillah, fillah, billah, ilallah.
Baca Juga: Kantor Media Pemerintah Gaza: Israel Bunuh 201 Jurnalis sejak Oktober 2023
Perenungan seperti ini membuat kita selalu mawas diri, bahwa kita diatur oleh Allah, Dzat yang menciptakan kita. Manusia tidak bisa melakukan segala hal menuruti kesenangannya belaka.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Rasulullah bersabda:
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya, "Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad saw bahwa beliau bersabda, 'Orang cerdas adalah orang yang mengevaluasi dirinya, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt'". (HR Tirmidzi)
Agar termasuk golongan kayyis sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah, sudah selayaknya kita bermuhasabah, mengintrospeksi diri, selama setahun ini. Amal kebaikan apa yang telah kita kerjakan? Amal jelek apa saja yang telah kita lakukan? Rencana kebaikan apa yang belum tercapai di tahun ini? Rencana kebaikan apa yang ingin kita laksanakan di tahun depan? Siapa saja yang tersakiti oleh perbuatan dan ucapan kita? Ilmu apa yang telah kita dapatkan di tahun ini? Dan sederet pertanyaan lainnya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Sayyidina Umar bin Khattab menyatakan:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا ,وَتَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ, وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا
Artinya, “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”
Lukman al-Hakim pernah menasihati anaknya, sebagaimana dikutip dari kitab Luqmanul Hakim wa Hikamuhu, bahwa orang yang memandang fenomena tanpa mengambil ibrah adalah orang yang lalai. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Terdapat hadits riwayat sahabat Maimun bin Mihran:
لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ
Artinya, “Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya”. (HR Tirmidzi)
Semakin banyak umur yang terlewati, Semakin banyak ilmu yang dikaji, semakin banyak orang saleh yang ditemui, semakin banyak ujian hidup yang dialami, semakin berkurang jatah umur ini, kalau semua pengalaman tersebut tidak menjadi tonggak perbaikan diri, apalah gunanya hidup ini?
Dalam hadits disebutkan barang siapa harinya lebih baik daripada hari kemarin, itulah orang yang beruntung. Kiai Wahid Hasyim sering mengutip sebuah ungkapan berbahasa Arab, terkait pentingnya menggunakan anugerah usia dari Allah.
Beliau menyatakan: Idzaa Faatanii yaumun Walam ashtoni' yadan, Walam aktasib ilman Famaa dzaaka min umrii.
Artinya, "Hari yang terlewat tanpa manfaat, tanpa melakukan hal yang berguna, maka tiada pantas terbilang sebagai usia".
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. Dalam kehidupan, bukan kesenangan dan kemudahan yang dicari. Tapi keselamatan menuju negeri abadi (akhirat). Ojo mung golek kepenak. Golek'o slamet.
Lukman al-Hakim menyatakan Aku telah banyak merasakan makanan lezat dan kesenangan. Namun tidak ada yang lebih menyenangkan daripada afiyat. Orang yang sudah baik, dituntut untuk mempertahankan kebaikan diri. Orang yang belum baik dituntut untuk memperbaiki diri.
Semua orang memiliki tuntutannya masing-masing. Semoga kita termasuk orang yang ditakdirkan Allah menjadi orang yang mampu bermuhasabah setiap waktu, dan senantiasa mampu memperbaiki diri.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber : Kompas TV, NU Online
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.