Masyarakat Kelurahan Kampung Bukit, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung merayakan Isra Miraj dengan nganggung, yakni sebuah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing dengan menggunakan dulang atau rantang.
Biasanya rantang tersebut diisi dengan kue-kuean, buah-buahan, atau nasi dan lauk-pauk.
Tradisi ini telah dilakukan selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta. Nama Buraq diambil dari nama burung yang disebut sebagai kendaraan Rasulullah saat Isra Miraj.
Tradisi Rejeban Peksi Buraq dilakukan dengan membuat dua buraq dari kulit jeruk balik. Buraq tersebut kemudian diletakkan di atas gunungan yang berisi buah-buahan, seperti manggis, rambutan, dan tebu.
Gunungan tersebut dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman dan akan dibagikan kepada jemaah usai pengajian.
Baca Juga: Kisah Lengkap Isra Miraj, Perjalanan Rasulullah ke Langit Ketujuh dan Perintah Salat 5 Waktu
Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur juga merayakan Isra Miraj melalui tradisi ambengan, tradisi makan bersama untuk memperingati hari besar umat Islam. Ambeng merupakan bahasa Jawa yang artinya wadah dengan ukuran tanggung.
Pada ambeng tersebut, diletakkan nasi dan lauk, seperti mie goreng, ayam, telur, serundeng, kentang, dan lainnya.
Masyarakat akan membawa makanan dalam ambeng ke masjid atau mushola usai salat magrib, kemudian memakannya setelah kiai memimpin doa.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.