SRAGEN, KOMPAS.TV - Bahan baku mie biasanya dibuat dari tepung terigu, nah di Desa Sepat, Masaran, Kabupaten Sragen, ada pengrajin mie dengan berbahan baku ketela pohon atau singkong. Mie hasil produksi rumahan ini, telah ada sejak puluhan tahun, yang merupakan bisnis turun temurun.
Cara membuatnya memang sedikit rumit, karena semua bahan baku adalah memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar.
Surani, salah satu pengrajin mie tiwul ini mengatakan bahan baku mie berupa singkong, merupakan hasil kebun sendiri.
Proses pembuatannya, pertama-tama singkong yang diambil dari kebun, dikupas kemudian dijemur sampai kering hingga menjadi gaplek. Setelah kering, singkong ditumbuk hingga lembut sampai menjadi tepung. Setelah itu, baru tepung tersebut diberi bumbu seperti garam, tumbar, mrica, bawang putih dan penyedap masakan. Setelah dibumbui lantas diberi air panas agar tepungya mengental dan menyatu dengan bumbu.
Proses pembuatan dilakukan secara tradisional, setelah menjadi adonan, selanjutnya bahan dimasukan ke dalam cetakan yang terbuat dari alumunium berbentuk kolong. Setelah bahan masuk ke dalam kolong, kemudian ditindih dengan sebatang kayu dan ditekan. Barulah bahan baku yang sudah diproses di dalam cetakan keluar dalam bentuk mie.
Dimasa pandemi Covid-19 ini, apa yang dilakukan surani ini ternyata menarik perhatian pihak desa setempat. Pihak desa mengajak ibu rumah tangga yang lain untuk bisa memproduksi mie tiwul seperti Surani, untuk menambah pemasukan.
Mie tiwul hasil produksi Surani ini biasanya dipasarkan di wilayah Sragen dan Boyolali, namun selain itu juga diambil pedagang dari luar daerah seperti Solo, Sukoharjo dan Semarang.
#MieTiwul #Singkong #Sragen
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.