Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
BUTON, KOMPAS TV - Ruslan Buton, mantan anggota TNI Angkatan Darat yang juga Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara menulis surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Salah satu poin dari surat tersebut adalah meminta orang nomor satu di republik ini untuk mundur dari tahta kepresidenan.
Bila tidak segera mundur, kata Ruslan, bukan tak mungkin bakal terjadi gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat.
“Bila tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat,” kata Ruslan Buton dalam surat terbukanya kepada Presiden Jokowi.
Baca Juga: Lagi Istri TNI Posting Nyinyir Konser Lawan Corona yang Dibuka Jokowi, Suami Ditahan 14 Hari
Sontak, surat terbuka tersebut menuai reaksi beragam dari sejumlah kalangan. Diduga, ada pihak yang melaporkan aksi Ruslan Buton tersebut ke kepolisian. Hingga akhirnya Ruslan Buton ditangkap.
Ruslan Buton dijemput tim gabungan dari Mabes Polri bersama Polda Sulawesi Utara dan POM TNI AD di rumahnya yang terletak di Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Buton, Sulawesi Tenggara, pada Kamis (28/5/2020).
Saat dijemput, Ruslan Buton mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana jeans warna hitam. Sebelum turun dari rumah panggungnya itu, ia sempat mengucapkan kata-kata komunis dan PKI.
Dilansir dari Takanews.com via Serambinews.com, Ruslan Buton diperiksa di ruang Pidana Khusus (Pidsus) Polres Buton.
Wakapolres Buton, Kompol La Umuri, mengatakan Ruslan Buton dijemput oleh aparat gabungan sekitar pukul 09.00 Wita.
"Yang memimpin penjemputan di Desa Wabula Satu adalah Direktur Kriminal Khusus Polda Sultra. Kemudian ada juga dari pihak Mabes Polri, TNI, Brimob, dan POM,” ujarnya.
“Yang masuk ke dalam rumah hanya saya sendiri (Kompol La Umuri), selebihnya rombongan berada di luar.”
Baca Juga: Istri TNI Posting Rezim Jokowi Tumbang, Suami Terancam Penjara 14 Hari
La Umuri membenarkan jika penangkapan Ruslan Buton berhubungan dengan unggahan viral surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo di media sosial yang dilaporkan masyarakat ke Mabes Polri.
Namun, ia enggan menjelaskan proses lebih lanjut terhadap Ruslan Buton. Ia mengaku belum mengetahuinya.
"Belum bisa dipastikan karena pemeriksaannya dilakukan secara tertutup dari pihak Mabes Polri dan juga Polda Sultra," ucapnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Buton, AKP Reda Irfanda, mengaku tidak memiliki kewenangan untuk memberikan keterangan atas pemanggilan Ruslan Buton.
"Tanyakan sama pihak yang berwenang, saya tidak punya kewenangan karena pemeriksaannya dilakukan secara tertutup," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro, menilai surat terbuka Ruslan Buton tersebut tak hanya bersifat politis.
Baca Juga: Ini Kata Mereka Soal Komunikasi Jokowi Selama Pandemi - ROSI (Bag1)
Namun juga menimbulkan kegaduhan yang sangat tidak elok di tengah situasi pandemi wabah virus corona atau Covid-19.
"Ya tentu sangat politis. Dan sangat tidak elok di tengah Bangsa Indonesia sedang mengalami musibah corona," kata Ngasiman Djoyonegoro dikutip dari Tribunnews.com.
Pria yang akrab disapa Simon itu menambahkan surat terbuka Ruslan Buton kepada Presiden Jokowi sangat politis karena dari awal Pilpres 2019 Ruslan Buton berseberangan dengan Jokowi.
"Kan di Pilpres 2019 kemarin ia pendukung 02. Jadi, tak menuntut kemungkinan memang ada skenario-skenario tertentu untuk menciptakan ketidakstabilan keamanan nasional," ujarnya.
Simon pun berharap kepada aparat keamanan tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Apalagi video tersebut substansinya sebenarnya pernah beredar sebelum Pilpres 2019 (Reborn). Viralnya video tersebut dan di tengah situasi sekarang memunculkan tanda tanya besar.
Baca Juga: Barisan Emak-Emak Militan Minta Jokowi Mundur Jadi Presiden
"Perlu dilakukan penelusuran siapa orang di belakang Ruslan Buton. Saya melihat ada agenda tertentu yang sedang direncanakan. Video itu substansinya kan sebelum pilpres, (namun ada polesannya) kenapa diviralkan lagi sekarang," kata Simon.
Namun demikian, Simon optimistis bahwa aparat keamanan pasti bisa mengatasi masalah ini. Ia yakin aparat keamanan sudah malakukan mitigasi dan penelusuran-penelusuran.
"Ya tapi kita optimis aparat kita pasti bisa mengatasinya," ucap Simon.
Simon pun berharap dalam situasi yang masih bernuansa Lebaran seperti sekarang ini, saatnya suluruh anak bangsa menjaga persatuan, bersikap teduh, dan saling memaafkan.
"Saat Lebaran, harusnya semua anak bangsa bersatu dan saling memaafkan. Hindari kegaduhan. Hindari pertikaian," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.