MALANG, KOMPAS.TV-Komunitas Mapa Quilt ini berisi sekitar 40 ibu rumah tangga yang aktif dalam setiap kegiatan. Sesuai dengan slogan mereka emak emak menolak nganggur. Kain perca atau limbah yang biasanya dibuang oleh komunitas ini dimanfaatkan menjadi produk bernilai jual. bed cover, taplak meja, hiasan dinding atau untuk yang berukuran kecil dibuat menjadi gantungan kunci atau kalung. Dengan imajinasi dan kreatifitasnya berbagai macam motif bisa dihasilkan dari kain perca.
Harganya pun bisa dibilang tidak murah. Meski berasal dari kain sisa, namun saat sudah menjadi sebuah karya, harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Menurut Tiwuk, ketua komunitas mapa quilt, dengan memanfaatkan kain perca, dirinya bersama anggota lain kerap mengajak ibu rumah tangga untuk bergabung dan berkreasi.
Pertemuan rutin antar anggota digelar sekali dalam sepekan. Selain itu, komunitas ini juga kerap memberikan pelatihan kepada ibu ribu rumah tangga untuk memanfaatkan kain perca agar menjadi sesuatu yang berharga. Selain itu komunitas ini juga rutin menggelar pameran setiap dua tahun sekali dengan menampilkan dan mempromosikan karya para anggotanya.
"Kita merawat perca, jadi perca dari limbah garmen itu kita olah dari yang tidak berdaya guna menjadi bernilai jual tinggi, sekarang limbah garmen sama limbah plastik kan 50:50, sama-sama banyak," Kata Tiwuk.
Tiwuk berharap, anggota komunitas ini terus bertambah dan masyarakat lebih mengenal kerajinan dengan memanfaatkan kain perca yang bisa bernilai jual tinggi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.