MALANG, KOMPAS.TV - Keindahan bentuk dan warna burung merak selalu menjadi daya tarik bagi pecintanya. Inilah salah salah satu alasan Putut Ali membudidayakan salah satu unggas eksotis ini. Setiap hari, pensiunan mekanik pesawat angkut hercules TNI Angkatan Udara ini disibukkan dengan puluhan burung merak di rumahnya di kawasan Desa Saptorenggo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Burung merak yang dibudidayakan putut adalah merak biru, putih dan blorok, semuanya adalah merak india yang tidak memerlukan perijinan untuk dipelihara.
Dengan tujuh kandang besar di rumahnya, putut dengan telaten merawat burung besar dengan bulu yang cantik ini. Putut menceritakan, awal mula terjun sebagai seorang peternak merak, sekitar tiga tahun lalu. Sebenarnya saat aktif berdinas di Skadron 32, dirinya sudah mulai memelihara merak, namun kesibukannya sebagai anggota TNI AU membuatnya tidak bisa maksimal dalam perawatan. Barulah setelah pensiun, Putut lebih fokus merawat burung merak.
Menurut Putut, burung merak memiliki musim kawin mulai Agustus hingga Februari. Untuk indukan yang masih muda, 15 hingga 20 butir telur bisa dihasilkan. Semakin bertambah usia, indukan merak india ini bisa menghasilkan telur hingga 40 butir. Dengan menggunakan sebuah inkubator, tingkat keberhasilan penetasan menjadi 85 hingga 90 %. Setelah menetas, Putut baru menjual anakan burung merak di usia 3 hingga 5 bulan. Menurutnya di usia ini, merak sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan.
"Jadi produksinya itu setahun sekali, sekitar bulan September sampai Februari, jadi setahun itu periode September atau Agustus sampai Februari itu mulai produksi," Kata Putut.
Meski tergolong pemain baru dalam budidaya burung merak, Putut tidak menemukan kendala yang berarti. Ketersediaan pakan serta nutrisi, kandang yang bersih dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang bagus, membuat merak tumbuh sehat. Untuk pemasaran, merak India.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.