Kondisi tulang yang rusak menjadi tantangan dalam proses identifikasi. Ma'rifatul menyebutkan, untuk menentukan jenis kelamin berdasarkan kondisi tulang yang ada tidak bisa hanya mengandalkan satu fitur.
Meski ada kemungkinan bahwa salah satu tulang tersebut milik perempuan, identifikasi lebih lanjut masih diperlukan.
"Tidak bsa ditentukan. Kemungkinan besar memang ada perempuan, tapi kita tidak begitu yakin, karena menilai jenis kelamin tidak hanya satu fitur tulang saja, tapi dengan beberapa tulang," paparnya.
Selain itu, tulang-tulang yang ditemukan diperkirakan berasal dari lebih dari tiga individu. Namun, proses identifikasi belum dapat dilakukan secara pasti karena keterbatasan kondisi tulang.
Sebagai langkah terakhir, pihak forensik akan menggunakan tes DNA untuk memudahkan proses identifikasi.
"Kami melakukan pemeriksaan DNA, yang paling akhir bisa kita lakukan kalau kita tidak bisa mengidentifikasi secara morfologi, kita melakukan pemeriksaan DNA," ucapnya.
Adapun sebelumnya penemuan kerangka manusia tersebut diketahui oleh M Turmudhi saat sedang memancing di ceruk genangan sungai yang mulai mengering di lokasi tersebut, pada Rabu (25/9) sekitar pukul 14.10 WIB.
Turmudhi menemukan tulang-belulang manusia itu saat tengah berjongkok di dasar sungai yang mengering.
Baca Juga: Temuan Kerangka Manusia di Surabaya, Terungkap Fakta Baru hingga Polisi Singgung Tes DNA
Sumber : Tribun Jatim
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.