Lebih lanjut Husni mengatakan, dirinya sudah kerap melaporkan kebocoran pipa itu kepada dinas terkait. Namun, laporannya tak menuai respons.
“Saya sudah sering laporkan ke LH (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara), cuma tidak ada tindak lanjut,” akunya.
Kompas.tv juga sempat melaporkan hal ini kepada sejumlah pihak terkait saat itu, dan pipa yang sebelumnya terbuka itu lalu ditutup di bagian ujung hingga aliran air diduga limbah tak lagi mengalir.
Namun, beberapa hari belakangan, pipa itu kembali mengalirkan air diduga limbah dari sela tutup pipa bagian ujung.
Baca Juga: Warga Gili Trawangan Serempak Gunakan Air Tanah Imbas Krisis Air Bersih, Ahli: Awas Tercemar Bakteri
Pada Senin (2/9/2024), pipa itu kembali mengeluarkan air tak berwarna dengan aroma menyengat. Bahkan, aliran air itu juga tampak berbusa.
Menurut Husni, aliran air diduga limbah di pantai itu disebabkan oleh fasilitas IPAL di Gili Trawangan yang overload atau kelebihan muatan.
“Overload karena mesin pendorongnya mati,” ujarnya dalam pesan tertulis kepada Kompas.tv, Selasa (3/9).
Kompas.tv sendiri sudah mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Utara.
Namun, pesan maupun panggilan yang dilayangkan Kompas.tv sejak Senin lalu itu belum menuai respons.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.