Kompas TV regional bali nusa tenggara

Dianggap Ganggu Forum Air Sedunia, Diskusi Forum Air untuk Rakyat di Bali Nyaris Dibubarkan Ormas

Kompas.tv - 20 Mei 2024, 23:07 WIB
dianggap-ganggu-forum-air-sedunia-diskusi-forum-air-untuk-rakyat-di-bali-nyaris-dibubarkan-ormas
Kegiatan diskusi dalam acara Forum Air untuk Rakyat atau The Peoples Water Forum di Kota Denpasar, Bali, Senin (20/5/2024), diganggu kedatangan sekelompok orang dari sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas). Acara diskusi tentang membangun solidaritas melalui gerakan keadilan air itu harus dihentikan akibat adanya intimidasi. (Sumber: KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Deni Muliya

DENPASAR, KOMPAS.TV - Kegiatan diskusi Forum Air untuk Rakyat atau The People's Water Forum (PWF) yang digagas sejumlah aktivis, lembaga swadaya masyarakt (LSM) dan komunitas di Denpasar, Bali mendapat intimidasi dari sekelompok orang dari sebuah organisasi kemasyarakatan (Ormas).

Kegiatan yang berlangsung di Kota Denpasar, Bali, Senin (20/5/2024) sore itu nyaris berhenti lantaran massa memaksa agar acara tersebut dihentikan.

Massa juga mengambil sejumlah baliho acara Forum Air untuk Rakyat.

Mereka yang berusaha menghentikan acara menilai diskusi tersebut mengganggu kondusivitas Bali di tengah penyelenggaraan konferensi internasional Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) Ke-10.

Gus Yadi, koordinator Ormas yang ingin membubarkan acara diskusi PWF menilai kegiatan tersebut tidak mengindahkan imbauan gubernur Bali untuk menjaga suasana kondusif di tengah penyelenggaraan konferensi internasional WWF Ke-10.

"Sudah ada imbauan dari Gubernur Bali untuk menjaga suasana kondusif selama kegiatan WWF," ujar Gus Yadi saat diwawancarai, Senin (20/5/2024), dikutip dari Kompas.id.

Baca Juga: Jokowi Kenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih di WWF Ke-10, Begini Reaksinya

Tindakan intimidasi dari ormas itu disesalkan sejumlah pihak.

Mulai dari peserta, penyelenggara acara Forum Air untuk Rakyat yang berada di lokasi, serta sejumlah peserta diskusi yang mengikuti acara tersebut secara daring.

Peserta diskusi dari Universitas Carleton, Kanada, Meera Karunananthan, misalnya.

Ia mengikuti acara secara daring, menilai intimidasi terhadap rangkaian acara Forum Air untuk Rakyat menunjukkan adanya pembatasan terhadap hak publik. 

Padahal acara yang membahas isu air dan menyangkut kepentingan masyarakat umum.

Direktur Yayasan Bintang Gana Bali, yang juga Ketua Forum Peduli Bali, I Nyoman Mardika menjelaskan, acara yang diselenggarakan bukan sebagai tandingan dari WWF ke-10. 

Sebab, isu yang dibahas dalam diskusi tersebut tentang air dan keadilan air untuk rakyat dan menjadi forum rakyat mendampingi Forum Air Sedunia. 

Baca Juga: Presiden Jokowi Buka World Water Forum Ke-10, Ingatkan Petani Rentan Kekeringan pada 2050

Di sisi lain, Mardika menjelaskan, penyelenggaraan acara Forum Air untuk Rakyat di Kota Denpasar, yang dijadwalkan dimulai Selasa (21/5/20204), tidak mengganggu situasi keamanan dan kondusivitas masyarakat karena tidak ada agenda unjuk rasa atau demonstrasi.

"Kami merasakan adanya tindakan represif terhadap aktivitas publik ini," ujar Mardika yang menjadi pembicara saat diskusi masih berlangsung.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Pro Demokrasi (ProDem) 98 Bali, Roberto Hutabarat menyatakan kekecewaannya atas terjadinya tindakan intimidasi dari kelompok ormas yang mengatasnamakan masyarakat Bali.

Menurutnya, tindakan represif dari kelompok ormas terhadap penyelenggaraan kegiatan publik melalui acara Forum Air untuk Rakyat mengindikasikan adanya tekanan dari aparatur pemerintah dan pihak keamanan yang antikritik.

"Kami sebagai fasilitator kegiatan berupaya menjamin penyelenggaraan acara Forum Air untuk Rakyat ini,” ujar Roberto, yang juga sebagai panitia lokal acara Forum Air untuk Rakyat di Bali.

Baca Juga: [FULL] Jokowi Sambut Tamu Negara Hingga Puan Maharani di Opening Ceremony WWF ke-10 Bali

Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Bali, Komisaris Besar Jansen Avitus Panjaitan menyatakan, tidak ada larangan untuk pelaksanaan diskusi dan unjuk rasa selama berlangsungnya agenda internasional di Bali.

Kegiatan itu bisa berlangsung asalkan dilaksanakan dengan tertib dan tidak mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat. 

Selain itu, pelaksananya sudah memberi tahu pihak kepolisian tentang agenda dan pelaksanaan kegiatan itu terlebih dahulu.

Adapun acara Forum Air untuk Rakyat ini mengangkat tema "Membangun Solidaritas Melalui Gerakan Keadilan Air".

Acara itu diikuti peserta dari Indonesia dan kalangan internasional.

Dalam diskusi serangkaian kegiatan Forum Air untuk Rakyat, Senin (20/5/2024), sejumlah peserta yang mengikuti secara daring dan luring menyampaikan pentingnya akses air yang adil bagi masyarakat.

Baca Juga: Kala Elon Musk Buat Jokowi Tertawa saat Beri Sambutan di World Water Forum ke-10 di Bali

Secara daring, Direktur Utama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali Women Crisis Center (WCC), Ni Nengah Budawati menyampaikan, akses air yang adil berkorelasi dengan pemenuhan hak perempuan dan anak.

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Armayanti Sanusi menyatakan, pemenuhan hak air yang berkeadilan juga bentuk penghormatan atas hak perempuan. 

Air merupakan hal fundamental yang berdampak terhadap seluruh kehidupan masyarakat, termasuk kaum perempuan.

Ditemui di lokasi acara diskusi di Kota Denpasar, Armayanti juga mengungkapkan kekecewaannya akan adanya tekanan dan intimidasi dalam pelaksanaan acara Forum Air untuk Rakyat tersebut.


 



Sumber : Kompas TV/Kompas.id



BERITA LAINNYA



Close Ads x