Neha, Manajer Gender di Solidaridad Asia, menjelaskan, “Pertanian tidak hanya bergantung pada kontribusi berharga perempuan, namun juga menjadi mata pencaharian utama bagi banyak perempuan pekerja dan merupakan sumber lapangan kerja yang signifikan. Dengan terus meningkatnya jumlah perempuan yang berpartisipasi aktif di bidang pertanian, investasi dalam pemberdayaan mereka dan mendorong keberlanjutan di sektor pertanian menjadi sangat penting. Feminisasi rantai pasokan memastikan partisipasi perempuan dalam rantai pasokan formal.”
Model dan Faktor Pendorong
Konsep “feminisasi rantai pasok” adalah model disruptif yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi, sosial, dan psikologis dalam rantai pasokan pertanian. Dengan memperjuangkan feminisasi rantai pasok, Solidaridad ingin berkontribusi pada wacana pemberdayaan perempuan yang lebih luas dan menjadi katalis perubahan yang berarti dalam kehidupan perempuan di daerah pedesaan.
Terdapat jalur yang bisa digunakan untuk membangun model tersebut:
Untuk mencapai keberhasilan dalam kerangka feminisasi, keberadaan faktor pendorong sangatlah penting. Ada dua faktor pendorong yang dapat ditelaah:
Faktor Pemungkin
“Model feminisasi rantai pasok bergantung pada empat faktor pendukung utama, yaitu pemerintah, asosiasi industri, anggota masyarakat, dan konsumen. Solidaridad menyadari pentingnya mempengaruhi departemen pemerintah dan asosiasi industri untuk mendorong perubahan kebijakan dan tindakan perbaikan dalam struktur dan sistem yang ada. Tanpa upaya bersama ini, transformasi yang diharapkan dalam sektor ini, sebagaimana digariskan dalam model ini, akan tetap tidak terwujud,” tambah Neha.
Keempat faktor tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
Dampak
Dalam tiga tahun terakhir, melalui pendekatan ini Solidaridad telah mampu memberikan dampak pada kehidupan lebih dari 50,000 perempuan petani di Asia. Dimasukkannya perempuan ke dalam rantai pasok formal telah menghasilkan pemberdayaan ekonomi, digital, sosial, dan psikologis bagi perempuan petani yang berasal dari daerah pedesaan di India, Bangladesh, dan Sri Lanka. Harapannya, lebih banyak perempuan di Indonesia juga akan segera tergabung dalam gerakan ini dan menjadi berdaya serta terlibat secara aktif dalam rantai pasok.
Agar perubahan yang berarti dapat terjadi, penerimaan berkelanjutan terhadap model ini baik oleh organisasi swasta maupun publik sangat diperlukan. Dengan mendorong partisipasi masyarakat, hingga terwujudnya proses yang inklusif dan demokratis dengan memberdayakan individu dan memperkuat kohesi sosial, niscaya hasil yang didapat akan oleh seluruh masyarakat akan lebih efektif serta berkelanjutan. Selain itu, kesadaran konsumen memainkan peran penting dalam memberikan tekanan pada sektor swasta untuk menerapkan praktik yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Feminisasi rantai pasok mengadvokasi keragaman gender dan inklusi perempuan di setiap tahap, mulai dari produksi hingga ritel, mengakui bahwa partisipasi aktif perempuan sebagai agen perubahan sangat penting untuk merevolusi sektor pertanian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.