Sementara pada Bab 3 dengan sub judul Peningkatan IPM dengan Berbagai Terobosan. Sistem bagus, SDM bagus, maka keduanya bisa berjalan dengan lancar. SDM unggul inipun tak lepas dari pendidikan.
"Bagusnya, buku ini memotret semua permasalahan," imbuhnya.
Pada Bab 4 dengan sub judul Masyarakat Sehat Negara Kuat. Peningkatan akses kesehatan, ketersediaan rumah sakit serta perihal kesehatan lainnya tertulis dengan jelas. Namun, lanjut Totok, sapaan akrabnya, ada satu yang luar biasa. Masyarakat Bojonegoro hampir 100 persen terkaver BPJS.
Sedengkan pada Bab 5 dengan sub judul membangun manusia. Pada bab ini pembaca diajak berpikir. Bojonegoro diarahkan menuju masyarakat yang modern. Salah satunya pembentukan smart city, dan salah satu komponen terlibat yaitu SPBE.
Masyarakat Bojonegoro bisa memahami permasalahan dan langkah yang dilakukan oleh pemerintah. Bagaimana suatu gagasan dipikiran penulis bisa terlaksana. Setelah terlaksana didokumentasikan lewat tulisan. Dari tulisan tersebut bagaimana bisa dibaca oleh orang lain.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bojonegoro Badrut Tamam berkesempatan menyampaikan tanggapan mengenai buku. Bupati telah mengaktualisasikan pikiran-pikirannya.
"Siapapun di dalamnya tergambar setiap pemimpin harus punya komitmen kuat, Ibu bupati mewujudkan pikiran dan semuanya ada di buku," pungkasnya.
Buku ini menarik karena tidak semua pemimpin mampu dan berani membuat sebuah buku di penghujung kepemimpinannya. Bupati mengaktualisasikan, sementara kekurangan jadi evaluasi. Sebuah sifat kepemimpinan yang transparansi.
"Ini sebuah keterbukaan, sebuah sifat kepemimpinan yang transparan dari beliau. Beliau adalah pemimpin yang tidak alergi terhadap kritik," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.