BEIRUT, KOMPAS.TV - Pasukan Israel terlibat pertempuran sengit dengan pejuang Hizbullah pada Jumat (22/11/2024) di berbagai daerah di Lebanon selatan. Salah satu medan pertempuran termasuk kota pesisir yang menjadi markas besar pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seorang juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai UNIFIL mengatakan bahwa mereka memantau bentrokan hebat di kota pesisir Naqoura dan desa Chamaa di timur laut.
Markas besar UNIFIL terletak di Naqoura di tepi selatan Lebanon dekat perbatasan dengan Israel.
"Kami mengetahui adanya penembakan hebat di sekitar pangkalan kami," kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti seperti dikutip dari The Associated Press.
Ketika ditanya apakah pasukan penjaga perdamaian dan staf di markas besar itu aman, Tenenti berkata, "Ya untuk saat ini."
Baca Juga: Konflik Israel-Hizbullah Makin Memanas, 52 Orang Tewas dalam Serangan Udara di Lebanon
Kementerian Pertahanan Italia mengatakan empat tentara Italia mengalami luka ringan setelah dua roket meledak dan menghantam pangkalan misi penjaga perdamaian PBB pada hari Jumat di Shama, Lebanon selatan.
Beberapa pos UNIFIL telah diserang sejak Israel memulai invasi daratnya ke Lebanon pada 1 Oktober, yang mengakibatkan sejumlah pasukan penjaga perdamaian terluka.
Pertempuran terjadi sehari setelah Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Israel, dan seorang pemimpin militer Hamas, yang menuduh mereka melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Surat perintah tersebut menandai pertama kalinya seorang pemimpin yang menjabat dari sekutu utama Barat dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh pengadilan global.
Perang Israel telah menyebabkan kerusakan parah di seluruh Gaza, menghancurkan sebagian wilayah tersebut, dan mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka, sehingga sebagian besar bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.
Baca Juga: Tanpa Peringatan, Serangan Udara Israel Hancurkan Pos Militer Lebanon
Adapun Israel melancarkan perang di Gaza setelah militan pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 250 lainnya. Sekitar 100 sandera masih berada di dalam Gaza, setidaknya sepertiganya diyakini tewas.
Israel juga telah melancarkan serangan udara terhadap Lebanon setelah kelompok militan Hizbullah mulai menembakkan roket, pesawat nirawak, dan rudal ke Israel sehari setelah serangan Hamas Oktober lalu. Perang besar-besaran meletus pada September setelah hampir setahun konflik tingkat rendah.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.