SEMARANG, KOMPAS.TV - Sebanyak 344 siswa mulai dari kelas 1 hingga 6 SD, menyerbu salah satu sudut di halaman SD Negeri Pekunden, Kota Semarang pada Jumat pagi (11/08). Tak hanya para siswa, guru pun turut memperhatikan dengan seksama, presentasi mengenai pengenalan pusaka asli Nusantara, yakni keris.
Karena masih dalam bulan Suro menurut penanggalan Jawa, maka menjadi momentum yang tepat untuk memperkenalkan pusaka warisan Nusantara dan bagaimana cara merawatnya kepada para siswa, lewat tradisi jamasan.
Jamasan atau memandikan pusaka, diperkenalkan secara langsung di depan anak didik dan guru. Bahan-bahan dan peralatan seperti seperti bunga rampan, air kelapa, jeruk nipis, buah mengkudu dan dupa dipersiapkan dan dipresentasikan dengan baik mengenai fungsi dan maknanya. Dan hal ini merupakan pertama kalinya di Kota Semarang, dimana siswa SD diajarkan praktik jamasan secara langsung. Dan anak-anak pun antusias dan ingin mencoba untuk melakukan praktik jamasan.
"Sekedar edukasi dimana anak mengenal keris, sehingga mengganggap keris itu bukan sesuatu yang mistik, " ungkap Putut Adi Hariyanto, pemerhati budaya.
"Seni sama sejarahnya, kayak cerita-cerita wayang dan Jawa yang membuat aku tertarik, " kata Tristan Rizkiano, siswa.
"Di jamasan ini anak-anak dikenalkan keris itu esbagai budaya bangsa dan biar menghilangkan kesan mistis,klenik, kafir, bid'ah, syirik dll, maka dikenalkan jamasan itu, sejarah jamasan dan praktek jamasa, " jelas Abdul Khalik, Kepala SDN Pekunden.
Diharapkan melalui praktik jamasan ini, anak-anak mendapat pengetahuan lebih mengenai cara merawat benda pusaka dengan baik, sehingga warisan budaya nusantara tidak lekas luntur dan bergeser dengan nilai-nilai budaya impor.
#jamasankeris #keris #bendapusaka
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.