Kompas TV regional jabodetabek

Bogor Mau Punya Transportasi Trem, Perbaikan Jembatan Otista Dibuat Punya 8 Pondasi

Kompas.tv - 19 Juli 2023, 08:58 WIB
bogor-mau-punya-transportasi-trem-perbaikan-jembatan-otista-dibuat-punya-8-pondasi
Pembangunan Jembatan Otista di Kota Bogor, Jawa Barat, kini memasuki tahap pengeboran area pondasi di delapan titik. Pondasi sebanyak itu dibuat agar Jembatan Otista mampu menopang transportasi trem di waktu mendatang. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembangunan Jembatan Otista di Kota Bogor, Jawa Barat, kini memasuki tahap pengeboran area pondasi di delapan titik. Pondasi sebanyak itu dibuat agar Jembatan Otista mampu menopang transportasi trem di waktu mendatang. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Rena Da Frina mengatakan, saat ini pembangunan utilitas atau bangunan pelengkap jembatan berupa drainase, aliran listrik dan sebagainya telah selesai. 

Tahap saat ini adalah pembangunan pondasi jembatan dengan cara pengeboran. 

"Saat ini yang sedang dikerjakan adalah galian 'bore pile', jadi pondasi bor untuk jembatan trem," kata Rena di Bogor seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga: Pelaku Mutilasi Mahasiswa di Yogyakarta Ditangkap Saat Kabur ke Bogor

Ia menyampaikan, pengeboran untuk pondasi untuk di sisi Kelurahan Baranangsiang sudah tuntas dan tinggal sisi di Babakan Pasar. 

"Itu sisa dua titik lagi. Jadi masing-masing ada 8 titik sebelah kiri dan ada delapan titik sebelah kanan," ujarnya. 

Rena menjelaskan, tahap pembongkaran dan pengecoran bangunan pendukung cepat selesai karena dikerjakan secara berkesinambungan tanpa putus untuk menghasilkan kualitas yang sama di semua area bangunan dan waktu pekerjaan menjadi cepat.

Percepatan pengerjaan Jembatan Otista juga dilakukan agar meminimalisasi dampak ekonomi terhadap warga sekitar jembatan dan masyarakat yang beraktivitas di pusat kota.

Baca Juga: Alih-Alih Sembuh, Ritual Kesehatan di Danau Kuari Bogor Malah Berujung Petaka!

Seperti diketahui, Jembatan Otista adalah salah satu akses menuju Istana Bogor. Perbaikan Jembatan Otista membuat ribuan warga Bogor dan sekitarnya yang biasa melintasinya harus mencari rute lain. 

Pihak terkait sudah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk warga. Namun kemacetan setiap harinya tak terhindarkan. 

Untuk mempercepat pengerjaan, Dinas PUPR Kota Bogor juga telah meminta kontraktor menambah jumlah tenaga kerja dan jam kerja yang awalnya mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB menjadi sampai malam.

Sedangkan untuk pengeboran dan pengecoran dilakukan selama 24 jam, dengan pekerja yang bergantian untuk tetap menjaga kualitas konstruksi saat proses pengeboran dan pengecoran "bore pile".

"Cornya itu tidak boleh putus karena nanti kualitas tiangnya berbeda sehingga ketika terjadi sambungan maka kualitas strukturnya tidak terpenuhi, makanya kita lakukan dari pagi ketemu pagi lagi," helas Rena. 

Baca Juga: Kemenhub Resmi Tetapkan Tarif LRT Jabodebek, Paling Mahal ke Bekasi Rp24.000

Ia mengatakan, sejauh ini pengerjaan pembangunan Jembatan Otista telah mencapai 23,75 persen dari target 23,5 persen dan kini mencapai deviasi 0,25 persen. Capaian ini berarti pengerjaan pembangunan sesuai dengan target waktu yang ditentukan.

Sementara Dinas PUPR terus melakukan pengawasan dan evaluasi per minggu untuk meminimalisasi segala permasalahan ataupun potensi keterlambatan sehingga bisa dicari solusi dan langkah antisipasi.


Perbaikan Jembatan Otista juga memakan lahan warga, karena dilakukan pelebaran jembatan. Pemkot Bogor pun memberikan ganti rugi kepada warga Kelurahan Babakan Pasar Kota Bogor yang memiliki lahan. 

Di Kelurahan Babakan Pasar ada lima bidang tanah yang terkena proyek pekerjaan pelebaran Jembatan Otista. Dari lima bidang tanah tersebut, dua bidang tanah adalah aset Pemerintah Kota Bogor dan tiga bidang tanah milik warga.

Baca Juga: Ini Aturan saat Lewat Perlintasan Sebidang Kereta, Ada Sanksi Pidana bagi yang Melanggar

Dua bidang tanah milik Pemerintah Kota Bogor, satu bidang dimanfaatkan untuk kegiatan majelis taklim serta satu bidang lainnya dimanfaatkan oleh warga menjadi toko. 

Kemudian, untuk tiga bidang tanah milik warga ada yang lokasi di tepi Jalan Otista Raya dan ada yang menurun ke bawah di tepi kali.

Untuk aset Pemerintah Kota Bogor, belum ditentukan harga ganti ruginya. Sedangka bidang tanah warga yang di bagian atas jalan diputuskan oleh tim penilai Rp12,5 juta per m2 serta bidang tanah yang di bawah diputuskan Rp3,5 juta per m2.




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x