Menurut Ganjar, penggalian sejarah desa akan melahirkan narasi yang memperkuat mental sekaligus optimisme warga.
"Semua akan bergerak secara optimal untuk meraih kemakmuran. Jadi orang-orang desa tidak perlu lagi merantau untuk mencari nafkah, tetapi di kampung halaman sendiri sudah melimpah," kata Gubernur Jateng itu, Kamis (1/6) dilansir dari Antara.
"Maka kepada seluruh kepala desa, ayo gali sejarah desa agar jadi pintu kemakmuran untuk semua masyarakat dan warganya," imbuhnya.
Ia pun mengajak para kepala desa untuk melibatkan tetua dan pemuda di desa mereka untuk menggali sejarah dengan cara gotong-royong.
"Karena itulah spirit kita dalam bernegara," terang Ganjar.
Baca Juga: Dampingi Jokowi, Wapres Ma’ruf Amin Kenakan Pakaian Adat Melayu di Upacara Hari Lahir Pancasila
Ia pun mengingatkan peserta upacara untuk saling membantu dengan gotong royong dan mengutamakan persatuan dalam mengamalkan Pancasila.
"Tidak memandang ras, suku, agama, dan golongan karena siapa pun yang berdiri di bawah kibaran bendera Merah Putih memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, yakni menjaga dan mengamalkan Pancasila," ujarnya.
Selain memimpin upacara dan meresmikan Monumen Pancasila, Gubernur Jawa Tengah itu juga menyerahkan bantuan kepada masyarakat dan desa yang membutuhkan.
Bantuan yang diberikan antara lain, bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) dengan total anggaran sejumlah Rp12,8 miliar, bantuan keuangan desa dengan total R 50,9 miliar, serta beberapa laptop dan bantuan peralatan penunjang pertanian.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.