MAGELANG, KOMPAS.TV - Ibu dan anak bernama Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto diduga menjadi korban pembunuhan Tohari alias Mbah Slamet, pria yang mengaku sebagai dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Diketahui, ibu dan anak itu merupakan warga yang tinggal di Perum Tanjung Harapan, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Berkedok Penggandaan Uang Masuk Tahap Penyidikan, Mbah Slamet Diperiksa Kejiwaannya
Terbongkarnya Theresia Dewi dan anaknya Okta Ali Abrianto menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet setelah pihak keluarga melapor ke posko aduan orang hilang yang dibuka Polres Banjarnegara.
Kakak Theresia Dewi bernama Yusuf Edi Gunawan (64), mengatakan adiknya yang berusia 49 tahun itu menghilang sejak November 2021.
Waktu itu, kata dia, adiknya sempat berpamitan kepadanya untuk pergi ke Banjarnegara ditemani oleh anak pertamanya, Okta Ali Abrianto.
Yusuf mengaku sudah melakukan tes DNA untuk mencocokkannya dengan jasad korban. Ia pun meyakini adiknya menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet setelah melihat sejumlah barang yang ditemukan di liang lahad korban.
Ia membeberkan barang bukti yang dilihatnya itu sangat identik dengan milik korban baik adiknya maupun keponakannya.
Baca Juga: 4 Jenazah Lagi Korban Pembunuhan Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Teridentifikasi, Ini Identitasnya
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta," kata Yusuf dikutip dari TribunJogja.com.
"Lalu, ada juga kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui, masih dalam penyelidikan.”
Lebih lanjut, Yusuf mengatakan bahwa adiknya memiliki uang hingga ratusan juta rupiah dan satu unit mobil Honda Mobilio sebelum dinyatakan hilang pada November 2021.
Ia mengaku mengetahui adiknya memiliki uang sebanyak itu berdasarkan cerita dari Vina, istri dari keponakannya Okta Ali.
"Dari cerita Vina (istri korban Okta Ali Abrianto), dia (Theresia Dewi) sebelum pergi itu dapat uang, 'Jadi dapat uang Rp360 juta, Pakde. Terus uangnya buat beli mobil itu Rp 75 juta. Besok pamit pergi," ucap Yusuf menirukan cerita Vina.
Baca Juga: Kisah Pasutri Asal Lampung Tergiur Penggandaan Uang Mbah Slamet, Dibunuh saat Kunjungan Ketiga
Menurut Yusuf, adiknya Theresia pergi ke Banjarnegara menumpang Honda Mobilio warna silver. Namun, ia mengaku tak tahu pelat nomor kendaraan itu karena baru melihatnya.
"Itu mobil baru beli kok, kata Vina. Habis beli mobil terus ke Banjar (Banjarnegara). Saya belum pernah melihat langsung mobil itu, jadi gak mengerti apa itu beli baru, bekas atau sewa," tuturnya.
Menurut Yusuf, adiknya dan keponakannya pergi ke Banjarnegara pada pagi hari. Lalu, pada sore hingga malam harinya, korban sudah tidak bisa dihubungi.
"Saya mengira ya dapat proyek, wong sok ana (selalu ada) kenalan-kenalan garapi proyek. Pagi pergi, sore, malamnya sudah nggak bisa (dihubungi)," tutur Yusuf.
Ia pun menambahkan, hingga sekarang dirinya tidak tahu keberadaan mobil milik adiknya tersebut. Namun, kunci mobilnya ditemukan di saku celana milik Okta Ali Abrianto saat jenazahnya ditemukan.
Baca Juga: Polisi: 12 Orang Dibunuh Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Pakai Racun Potasium Sianida
"Belum sempat tanya-tanya hal itu, kami kemarin ke sana nggak mikir mobilnya, yang penting adik saya ketemu, Alhamdulillah," tuturnya.
Kedua korban pun dimakamkan di TPU Giriloyo, Magelang pada Selasa (11/4/2023). Sebelum dimakamkan, kedua jenazah akan ditransitkan terlebih dahulu di rumah milik Yusuf yang lokasinya tak jauh dari pemakaman tersebut.
"Dimakamkan kan di blok J 3.Dibuat bersebelahan tidak satu liang, di sana juga sudah ada makam Mbah (ibu) dibuat berdekatan." kata Yusuf.
"Nanti, disemayamkan di rumah saya, transit sekitar setengah jam atau satu jam, habis itu dimakamkan. Karena ini permintaan teman-teman dan saudara banyak sekali.”
Sumber : TribunJogja
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.