KUPANG, KOMPAS.TV - Rio Jonatan Adu, siswa kelas XII MIPA di SMAN 1 Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), menceritakan alasannya berangkat sekolah dengan menunggang kuda.
Menurut Rio, jarak antara rumahnya di Desa Dalek Esa, Rote Barat Daya dan sekolahnya sejauh delapan kilometer.
Hari itu, Kamis (2/3/2023) pagi, saat Rio hendak berangkat ke sekolah, sepeda motor yang biasanya ia gunakan, tiba-tiba mogok.
Tanpa berpikir panjang, karena ingin berangkat sekolah, ia kemudian mengambil salah satu kuda peliharaan keluarganya di padang rumput.
Saat itu, kata Rio, ayah dan ibunya sudah tidak berada di rumah karena keduanya sudah berangkat ke sawah.
"Waktu itu, saya start motor tidak hidup, motor sudah mogok dan tanpa berpikir panjang, saya pergi ambil kuda di padang. Saat itu pula bapak dan mama sudah pergi ke sawah," ujar Rio kepada Kupang.tribunnews.com, Sabtu (4/3/2023).
Baca Juga: Siswa SMA di NTT Berkuda ke Sekolah, Kepala Sekolah: Tak Berkaitan dengan Kebijakan Masuk Jam 5 Pagi
Menurut Rio, apapun tantangannya, dirinya harus pergi ke sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan.
"Saya sekarang sudah kelas 3 SMA, saya harus pergi ke sekolah untuk dapat pelajaran dan mempersiapkan diri mengikuti ujian akhir, meski banyak tantangan yang saya hadapi," tegasnya.
Setibanya di sekolah, Rio justru mendapatkan apresiasi dari kepala sekolahnya karena datang membawa kuda.
"Saya sampai di sekolah, bapak kepala sekolah tanya saya kenapa bawa kuda, saya jawab, 'Saya takut terlambat, Bapak,'" ungkapnya.
Saat itu, Rio hendak mengikat kudanya di halaman sekolah, namun tidak ada tempat yang cocok.
"Karena ada padang rumput dan pohon di depan sekolah, saya memilih untuk ikat di situ. Dan bapak kepala sekolah beri tahu sekuriti untuk menjaga kuda saya," pungkasnya.
Rio tidak hanya terampil menunggang kuda, saat pulang sekolah, ia membantu ayah dan ibunya menanam padi dan menjaga ladang sawah mereka.
"Kalau saya pulang sekolah, saya bantu bapak dan mama jaga sawah," ucapnya.
Untuk diketahui, Rio juga mewarisi talenta ayahnya sebagai seorang joki kuda dalam pacuan kuda Hus (gelaran budaya pacuan kuda indah orang Rote).
Sebelumnya Kompas.TV memberitakan, seorang siswa SMAN 1 Rote Barat Daya bernama Rio Jonatan Adu menunggang kuda untuk berangkat ke sekolah karena sepeda motor miliknya mogok.
Kepala Sekolah SMAN 1 Rote Baratdaya, Adi Adu, mengatakan aksi siswanya menunggang kuda ke sekolah tersebut tidak ada kaitannya dengan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi.
"Hal ini juga tidak ada kaitannya dengan kebijakan yang mengharuskan siswa datang ke sekolah jam 5 pagi. Itu di Kupang bukan di Rote," tutur Adi, Jumat (3/3/2023), dikutip kupang.tribunnews.com.
Menurut Adi, tindakan Rio tersebut merupakan tindakan inspiratif untuk siswa yang lain yang menimba ilmu pengetahuan.
"Aksi siswa kelas XII MIPA atas nama Rio Jonatan Adu, sangat menginspirasi teman-temannya, apapun tantangannya, pendidikanlah yang utama demi meraih cita-cita," kata dia.
Baca Juga: Gubernur NTT Beri Alasan Atas Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi
Ia menjelaskan, aksi Rio menunggang kuda ke sekolah tersebut terjadi pada Kamis (2/3/2023). Awalnya Adi menerima laporan dari pihak sekuriti sekolah bahwa ada murid berkuda.
"Saya kaget, saya pergi ke pos depan dan memang betul siswa atas nama Rio Jonatan Adu tunggang kudanya ke sekolah," ucapnya.
Menurut Adi, waktu itu, Rio berniat mengikat kudanya di dalam sekolah, tapi tidak bisa karena sekolah tidak memiliki lokasi penambatan kuda.
"Kemudian saya suruh Rio untuk ikat kudanya di padang depan sekolah. Saya perintahkan sekuriti untuk lihat kudanya," terang Adi.
Sumber : Kupang.tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.