JAKARTA, KOMPAS.TV - Investasi adalah salah satu aktivitas keuangan yang semakin diminati. Bahkan, laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor pasar modal telah menembus 8,62 juta per April 2022.
Artinya, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 15,11 persen dibandingkan akhir Desember 2021 yang tercatat sebanyak 7,48 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa kegiatan investasi di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan pesat yang didukung pula oleh semakin mudahnya akses terhadap platform investasi.
Meski dari segi kuantitas meningkat, investor di Indonesia masih banyak yang minim pengetahuan seputar investasi. Hal inilah yang menyebabkan mereka mudah terjerat investasi bodong.
Fenomena ini dijelaskan dalam siniar CUAN edisi SAKU (Saran Keuangan) episode “Faktor Banyak Orang Terjerat Trading Ilegal” dengan tautan akses dik.si/CUANTrading.
Bahkan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan telah memblokir sebanyak 1.222 situs web Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sepanjang 2021.
Namun, tak menutup kemungkinan akan muncul kembali situs-situs atau skema investasi bodong yang menargetkan orang-orang dengan literasi finansial minim.
Lantas, mengapa masyarakat Indonesia masih sering terjerat investasi bodong?
Alasan pertama mengapa masyarakat Indonesia rentan terkena investasi bodong adalah pola pikir ingin cepat kaya. Namun, hal ini biasanya dilatarbelakangi dengan kondisi ekonomi yang memburuk tapi harus tetap memiliki membiayai hidup sehari-hari, misalnya karena pengaruh pandemi.
Baca Juga: Jangan Keliru! Ternyata Ini Cara Ketahui Keuntungan Investasi
Investasi bodong pun hadir sebagai solusi bak oase di tengah gurun pasir. Penyedia platform itu pun biasanya menawarkan keuntungan berlipat-lipat dalam jangka waktu yang sempit. Hal itulah yang berhasil menjerat orang-orang dengan pola pikir ini.
Faktor kedua adalah banyak masyarakat yang nekat berinvestasi ilegal meski sudah mengetahui risikonya. Biasanya, mereka penasaran dan ingin mencoba daripada tidak sama sekali. Tanpa disadari, siklus ini pun berlangsung seperti judi.
Selain itu, ada orang yang mudah terpengaruh oleh teman atau kerabatnya. Mereka pun memberikan testimoni bisa meraih keuntungan besar karena investasi. Akhirnya, orang dengan kontrol diri rendah akan terpacu ingin mencoba juga. Padahal, mereka belum memiliki ilmu yang cukup untuk memulai.
Literasi finansial adalah fondasi sebelum memulai investasi. Itu sebabnya, masyarakat dengan literasi finansial rendah biasanya akan menjadi sasaran empuk bagi platform investasi bodong.
Saat ada penawaran investasi, masyarakat umumnya hanya melihat besaran keuntungannya saja tanpa tahu risiko besar di depannya.
Investasi bodong kini tak hanya dilakukan oleh situs-situs tertentu. Bahkan, kini artis-artis yang menawarkan token kriptonya juga termasuk ke dalam investasi bodong. Pasalnya, token-token itu juga belum memiliki izin edar resmi.
Baca Juga: Anti Boncos! Ini Dia Tips Siapkan Biaya Pendidikan Anak
Masyarakat yang menjadi idola mereka pun menjadi target pasar dari influencer atau artis ini. Sementara itu, uang yang diinvestasikan pun semakin hilang nilainya.
Lantas, apa saja faktor lainnya yang menyebabkan masyarakat terjerat investasi bodong?
Yuk, langsung aja dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar CUAN episode “Faktor Banyak Orang Terjerat Trading Ilegal” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANTrading.
Di sana, ada banyak pula informasi seputar keuangan yang bisa menambah literasi finansialmu. Tunggu apalagi? Ikuti siniar dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.