JAKARTA, KOMPAS.TV - Menjadi mahasiswa adalah hal yang membahagiakan sekaligus mendebarkan. Pasalnya, ada hal-hal baru yang harus kita hadapi saat menjadi mahasiswa, mulai dari beradaptasi dengan lingkungan hingga bertemu dengan teman-teman baru.
Selain itu, jika berada di luar domisili tempat tinggal, mahasiswa pun mau tak mau berubah menjadi anak rantau. Namun, jika berhasil menghadapi berbagai tantangan itu, tentunya akan berdampak positif pada pengembangan dirinya.
Hasil yang dituai pun terkadang menyesuaikan bagaimana seorang mahasiswa berbaur. Itulah yang menyebabkan adanya stereotip pada mahasiswa, seperti kura-kura (kuliah-rapat) hingga kupu-kupu (kuliah-pulang).
Fenomena stereotip ini pun dibahas pula oleh Anya dan Banni dalam siniar Kosan HAI bertajuk “Stereotype Mahasiswa, Emang Bener?” dengan tautan akses dik.si/KosanHAIE12 yang berkolaborasi dengan Mahasiswa & Jakarta.
Selain mempunyai stereotip, mahasiswa juga memiliki kehidupan lain yang membuat mahasiswa baru bertanya-tanya. Lantas, bagaimana gambaran kehidupan mahasiswa yang sebenarnya?
Di kampus, mahasiswa akan menemukan teman dari berbagai macam daerah serta latar belakang. Hal ini tentu berbeda saat kita duduk di bangku sekolah karena di sana, mayoritas teman masih berasal dari lingkungan yang sama.
Baca Juga: Bagaimana Tantangan Perempuan dalam Berkarier di Industri STEM?
Jika disikapi dengan baik, keberagaman ini bisa memberikan kita banyak pandangan baru. Namun, jika kita menjadikan hal itu untuk berkompetisi secara tidak sehat, tentu saja akan membawa dampak buruk.
Nongkrong adalah hal yang lumrah bagi mahasiswa. Pasalnya, di tongkrongan itu, kita bisa berteman dengan mahasiswa dari jurusan hingga fakultas lainnya. Di situ pula, kita bisa saling bertukar ilmu. Bahkan, tak jarang kita mendapat pelajaran gratis dari kakak tingkat.
Nongkrong pun tak bisa dilakukan dengan sekejap. Bahkan, mahasiswa senang menghabiskan waktu dengan teman-temannya hingga larut malam. Meski begitu, mereka tetap mengikuti kuliah pagi.
Tapi, jangan mengalokasikan waktu untuk nongkrong secara berlebihan. Pasalnya, tubuh kita juga memerlukan istirahat.
Aturan berpakaian baru-baru ini menjadi perdebatan. Memang, di dunia perkuliahan tidak ada aturan berpakaian. Dengan catatan, untuk fakultas tertentu, misalnya Fakultas Ilmu Budaya atau Fakultas Seni Rupa dan Desain.
Namun, aturan ini tentu tak berlaku bagi fakultas yang mengedepankan kerapian, misalnya Fakultas Kedokteran atau Fakultas Hukum. Jadi, soal aturan berpakaian, kita harus tetap sesuai dengan peraturan masing-masing fakultas, ya!
Di bangku perkuliahan, mayoritas dosen bisa memberikan nilai secara mengejutkan. Dosen yang pelit nilai dan subjektif, hingga dosen yang objektif. Hal ini tak dapat diprediksi karena terkadang ada beberapa dosen yang terlihat baik di depan mahasiswa.
Namun, jangan sedih berlarut-larut saat mendapat nilai jelek, gunakan hal tersebut sebagai motivasi untuk semester depan.
Dalam kerja kelompok, mahasiswa sering kali mendapati teman kelompok yang ‘ngilang’ atau tak berkontribusi sama sekali. Biasanya, mereka terlalu sibuk atau memang orang tersebut dikenal pemalas di angkatan.
Baca Juga: Tipe-Tipe Mahasiswa di Indonesia, Kamu yang Mana?
Hal ini tentu menjengkelkan. Jadi, sebisa mungkin saat sudah jadi mahasiswa kita harus bertanggung jawab, ya.
Dengarkan stereotip mahasiswa lainnya dalam siniar Kosan HAI episode “Stereotype Mahasiswa, Emang Bener?” yang dapat diakses melalui dik.si/KosanHAIE12.
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Soalnya, di sana, ada banyak pula obrolan seru dan menarik seputar tren yang sedang viral di kalangan Gen Z.
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.