Kompas TV regional update

Mantan Napiter Ungkap Besarnya Biaya Aksi Terorisme hingga Standar Pakaian Bermerek yang Dikenakan

Kompas.tv - 13 Maret 2022, 16:16 WIB
mantan-napiter-ungkap-besarnya-biaya-aksi-terorisme-hingga-standar-pakaian-bermerek-yang-dikenakan
Mantan napiter, Jack harun (kiri) menyebut, aksi terorisme biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bahkan pada aksi seperti bom Bali, pelaku memiliki standar mengenakan pakaian bermerek. (Sumber: Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

“Kita beli celana, topi, kaus, biar keren. Kalau njenengan menyaksikan video live di Jalan Thamrin itu mereka keren,” tuturnya sambil menyebut salah satu merek terkenal.

Dia menegaskan, pakaian berupa celana, sepatu, topi, dan lain-lainnya pun harus beli baru. Hal itu selain untuk menyamarkan keberadaan mereka, juga agar terlihat keren saat beraksi.

“Teroris itu keren. Pakai celana jeans, pakai sepatu, dan itu standarnya harus baru lho, Mas. Kita survei di Bali itu standarnya Eiger.”

Saat ini, lanjut Jack, jika ditanya, apakah dirinya mendukung Densus 88 Antiteror atau mendukung pelaku teror, dia menyebut mendukung keduanya.

“Kami sedikit menyayangkan, kenapa kok sampai ada yang terbunuh?”

“Saya kalau ditanya, apakah mendukung densus atau teroris? Kami mendukung dua-duanya. Kami mendukung profesionalisme Densus, jangan sampai ada yang seperti ini,” tuturnya.

Menurutnya, para mantan pelaku tindak pidana terorisme yang dibiarkan hidup dan menjalani hukuman akan lebih bermanfaat.

Baca Juga: Teroris ISIS Kini Dipimpin Kakak Abu Bakr al-Baghdadi, Bernama Juma Awad al-Badri

Sebab, mereka bisa menceritakan kekhilafan atau kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu.

“Mereka yang hidup dan dibawa ke pengadilan itu bermanfaat, suruh cerita, seperti saya. Harapan kami, pelaku yang sudah sadar bisa seperti saya, kembali ke masyarakat. Bisa menceritakan.”

Jack juga menyebut bahwa jumlah anggota kelompok terorisme yang belum tertangkap saat ini cukup banyak. Bahkan di Indonesia mencapai ribuan orang.

“Yang tidak tertangkap pasti banyak, teori-teori seperti gunung es atau apa itu, yang tidak tertangkap lebih banyak.”

“Seperti saya, di JI atau NII, yang tertangkap paling berapa, bom Bali berapa. Yang tidak tertangkap, ratusan atau bahkan ribuan warga di Indonesia ini,” tegasnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x