JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa berkekuatan Magnitudo 6,7 mengguncang Banten pada Jumat (14/1/2022) pukul 16:05:41 WIB.
Guncangan gempa Banten itu terasa kuat di Jakarta, Depok, hingga Bandung.
Salah seorang warga Hasyim Asyari menceritakan detik-detik guncangan gempa itu menggoyang Ibu Kota.
Saat gempa terjadi Hasyim tengah berada di Geung Polda Metro Jaya, Jakarta. Dia pun awalnya mengira kepalanya pusing, namun ternyata ada guncangan gempa.
Baca Juga: Ini Daftar Daerah yang Ikut Terguncang akibat Gempa M 6,7 Banten
"Saya pikir kepala saya pusing, ternyata getarannya emang dari bawah dan saya ngerasa ini bukan getaran biasa jadi akhirnya saya keluar gitu. Saya agak panik sih," katanya pada BREAKING NEWS KOMPAS TV, Jumat.
Lebih lanjut, dia mengaku baru sadar ada gempa ketika melihat gambar di dalam gedung ikut bergoyang.
"Jadi saya tahunya itu ketika ada gambar tiba-tiba goyang jadi orang-orang di dalam gedung juga panik 'oh ini gempa-gempa' jadi pada panik," jelasnya.
"Air kopi juga airnya kayak berguncang, airnya kaya ada gelombang gitu kopinya," sambung Hasyim.
Tidak hanya di Jakarta, getaran terasa hingga Depok. Getaran di Depok terasa cukup kencang dan membuat warga panik.
Sejumlah warga langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Gempa dirasakan cukup lama.
“Terasa sampai dua kali,” kata Vina, warga di Kelurahan Mampang, Depok.
Mobil-mobil yang diparkir di rumah warga juga tampak ikut bergoyang. “Innalilahi mobilnya goyang-goyang.”
Baca Juga: Gempa Guncang Banten, 4 Rumah, 1 Madrasah, dan 1 Masjid Rusak
Sementara di Bandung, guncangan gempa juga dirasakan cukup kuat.
Salah seorang guru SMKN 11 Bandung Raksa Griya Ramadhan mengaku saat peristiwa terjadi, dirinya tengah mengajar di ruang workshop.
Awalnya, dia bersama siswanya merasa pusing dan lampu gantung terlihat bergoyang.
"Anak-anak merasakan pusing saat lagi depan PC. Ternyata itu gempa, lihat lampu gantung di workshop goyong," kata Raksa kepada KOMPAS TV.
Mereka pun akhirnya berlarian keluar ruangan. "Guru-guru di ruang guru pada keluar, anak-anak yang ada di workshop multimedia juga pada keluar," jelasnya.
Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi aktivitas gempa ini. BMKG menyebutkan, gempa berkekuatan magnitudo 6,7 terjadi pada pukul 16.05.41 WIB.
BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami," demikian rilis BMKG.
Pusat gempa diketahui berlokasi 52 km Barat Daya Sumur-Banten, 71 km barat daya Muarabinuangeun-Banten, 95 km BaratDaya Labuan-Banten,, 141 km BaratDaya Serang-Banten, 197 km BaratDaya Jakarta-Indonesia.
Baca Juga: Gempa Banten, BPBD Lebak: 1 Rumah Rata dengan Tanah, Penghuni Selamat
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menyebut, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa itu memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Hingga pukul 16.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,7 dan 3,5.
Gempa susulan dengan kekuatan signifikan, yaitu magnitudo 5,7 kembali terjadi pada pukul 16.49.21 WIB.
Lebih jauh, Bambang menyebut bahwa di daerah Cikeusik dan Panimbang, Banten, guncangan gempa itu dirasakan hingga skala VI MMI, yaitu getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar bangunan.
"Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di Kecamatan Munjul dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata Bambang dalam keterang tertulis yang duterima KOMPAS.TV, Jumat.
Adapun di Labuan dan Sumur guncangan dirasakan hingga skala IV MMI. Artinya, bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung, pada III-IV MMI.
Sementara di Anyer getaran gempa dirasakan pada skala III MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Gunjangan di Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kotabumi, juga berada pada skala II-III MMI.
Baca Juga: BMKG Jelaskan Pemicu Gempa Banten M 6,7, Jenis Dangkal hingga Terjadi 2 Kali Gempa Susulan
BMKG mengimbau masyarakat di lokasi terdampak agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.