Kompas TV regional wisata

Pulau Party Gili Trawangan Kini Senyap bak Pulau Hantu (1)

Kompas.tv - 17 Desember 2021, 06:27 WIB
pulau-party-gili-trawangan-kini-senyap-bak-pulau-hantu-1

Sejumlah cidomo, angkutan serupa andong atau delman, tampak berbaris menanti turis yang datang di ruas jalan dekat dermaga pelabuhan baru Gili Trawangan, Kamis (16/12/2021). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Gading Persada

Bangunan rumah, hotel, warung atau restoran, merana tak terurus. 

Jika bersepeda menjelajahi gang-gang di tengah pulau, suara tit-tit-tit terdengar bersahut-sahutan, tanda meteran listrik dibiarkan tak terisi pulsa. 

Boat-boat yang biasanya hilir mudik di perairan Gili Matra (Meno, Air, Trawangan) di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, tampak terparkir di dekat dermaga Gili Trawangan, Rabu (15/12/2021). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Boat-boat yang biasanya hilir mudik di perairan tiga Gili mengantar tetamu snorkling, kini terparkir di pantai, terayun pasrah mengikuti alunan ombak. 

Gili Trawangan yang dulu kondang sebagai pulau surga pariwisata, kini senyap. Para penghuninya, dituntut untuk bersiasat dan berjibaku demi bertahan hidup. 

Akhir Tahun yang (Mudah-Mudahan) Menjanjikan

Di masa pandemi, dari sekitar 900 properti akomodasi yang ada di tiga Gili Matra (Meno, Air dan Trawangan), hanya sekitar 50 di antaranya yang beroperasi.

Dengan perkiraan masing-masing properti memiliki 10 kamar, maka daya tampung akomodasi di ketiga gili (pulau kecil) hanya sekitar 500 kamar saja.

Namun, jelang akhir tahun 2021, jumlah properti yang beroperasi disebut mengalami peningkatan. Hal ini diungkap Ketua Asosiasi Hotel Gili GHA Lalu Kusnawan. 

“Sekarang diperkirakan 50 persen dari seluruh jumlah properti yang ada, akan beroperasi,” ungkap Kusnawan pada Kompas.tv, Kamis (16/12/2021).

Gili Trawangan di masa sebelum pandemi yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Kendati begitu, keraguan masih menghinggapi pengelola akomodasi di Gili Trawangan. Lantaran, berbeda dengan masa sebelum pandemi, hingga saat ini, pemesanan kamar di masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) belum menunjukkan tanda-tanda menggembirakan.  

“Masih kosong. Belum ada bookingan masuk untuk akhir tahun,” ujar Didik Harijanto, seorang general manager sebuah resort di bagian barat Gili Trawangan.

“Dulu sebelum Covid, hari-hari ini (bookingan kamar) pasti sudah full.”

Padahal, sama seperti seluruh pengelola akomodasi di Gili Trawangan, imbuh Didik, pihaknya sudah mengeluarkan strategi menurunkan harga kamar.

“Padahal kita sudah banting harga, sama seperti seluruh akomodasi yang ada di Gili,” imbuhnya lesu.

Namun, Kusnawan mengungkapkan optimismenya. Ia menyebut, hingga saat ini, tingkat okupansi akomodasi jelang akhir tahun di Gili Trawangan khususnya dan Lombok Utara umumnya, merambat naik hingga 30 persen.

Angka ini, kata Kusnawan, disebutnya menjanjikan. Terlebih bila dibandingkan saat Lombok menggelar World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika akhir November lalu.

“Dibanding WSBK, ya menjanjikan. (Waktu) WSBK, (tingkat okupansi) kita zero (persen),” terangnya seraya menambahkan dengan optimistis, “Akhir tahun ini, insya Allah ramai.”

Baca Juga: Pengakuan Marshal Sirkuit Mandalika: Kami Dikasih Makan kok, tapi…

Demi mewujudkan hal itu, imbuh Kusnawan, pihaknya akan berkoordinasi dengan perusahaan jasa angkutan Damri terkait masalah transportasi publik menuju lokasi wisata di Kabupaten Lombok Utara, antara lain Pelabuhan Bangsal yang menjadi titik penyeberangan menuju Gili Matra dan Geopark Rinjani.

“Kami diberikan space untuk rebranding destinasi wisata di Lombok Utara di bus mereka. Ini akan kita rapatkan,” ujar Kusnawan.

“Kita juga akan ketemu dengan kapolres dan instansi terkait lain. Plus, kita juga akan membahas persiapan Nataru.”

Menurut Kusnawan, momen liburan akhir tahun harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Terkait kekhawatiran soal melonjaknya kasus Covid-19 bila berlibur di akhir tahun, Kusnawan mengaku sudah mengantisipasi.

“Ini kesempatan kita dapat revenue. Di satu sisi, ada aturan (pembatasan Covid). Solusinya ada pada bagaimana kita bersinergi untuk menegakkan protokol Covid. Kita bisa declare bahwa Gili itu green zone area (bebas Covid). Jadi kita harus pastikan bahwa 99,9 persen (turis) yang masuk ke sini itu clear (bebas Covid),” pungkasnya optimistis.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x