JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa bermagnitudo 4,8 yang terjadi di Bali pada dini hari tadi, Sabtu (16/10/2021), bukan kali pertama yang menyebabkan kerusakan parah.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyampaikan, Bali beserta daerah pegunungannya tak jarang mengalami kerusakan yang parah ketika dilanda gempa.
"Setiap terjadi gempa di Bali, kerusakan dan korban terbanyak (berada) di pegunungan Bali," kata Daryono melalui akun Twitter pribadinya @DaryonoBMKG, Sabtu.
Daryono mencontohkan gempa bumi 1917 yang mengguncang Bali sisi tenggara dengan magnitudo 6,6 hingga mengakibatkan tanah longsor hebat.
Baca Juga: Kekuatan Tampak Lemah, 4 Faktor Ini Ternyata Buat Gempa Bali Tergolong Merusak
"Gempa Bali 21 Januari 1917 menyebabkan banyak longsoran (hingga) mengubur rumah dan penghuninya," jelas Daryono.
Bahkan, Daryono menambahkan, korban dari gempa bumi Bali 1917 itu sebagian besarnya berasal dari tanah longsor yang disebabkannya.
"Sekitar 80 persen korban (gempa bumi Bali 1917) akibat longsor," ungkap Daryono, yang berarti menunjukkan bahwa setidaknya ada 1.500 orang meninggal saat peristiwa itu.
Lebih lanjut, baik longsor maupun gempa tersebut juga telah merusak kurang lebih 64.000 rumah, 10.000 lumbung padi, dan 2.431 pura, termasuk Pura Besakih di Kabupaten Karangasem, Bali.
Baca Juga: Tiga Orang Meninggal Akibat Gempa Bali
Sebelumnya, Daryono juga sempat menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Bali memang lebih sering terlihat kecil dari sisi kekuatannya.
Namun, lanjut Daryono, karena beberapa faktor, gempa justru bisa mengakibatkan kerusakan yang begitu parah sepeti yang terjadi hari ini.
Contoh faktornya yaitu karena termasuk gempa dangkal dan semakin diperparah oleh banyaknya bangunan yang tidak memenuhi standar.
"(Ada pula) efek tanah lunak endapan lahar yang mengamplifikasi guncangan gempa dan efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard (atau) dampak ikutan berupa longsoran dan runtuhan batu," tandas Daryono.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.