MEDAN, KOMPAS.TV - Salamat Sianipar, pasien Covid-19 yang dikeroyok warga Desa Pardomuan, Silaen Kabupaten Toba, karena dikira ingin menulari orang lain akhirnya meninggal dunia.
Sempat dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Salamat Sianipar dinyatakan meninggal pada Minggu (1/8/2021) sore sekitar pukul 16.30 WIB.
Baca Juga: RS Penuh, Pasien Covid-19 di Blitar Bahkan Sempat Dirawat di Mobil
Anastasya Sianipar, anak pertama Salamat Sianipar, mengaku keluarganya sangat terpukul atas kepergian sang ayah. Sebab, ayahnya sempat akan dibawa pulang.
"Tadi kami sudah datang dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB karena besok pagi sekitar pukul 04.00 WIB (ayah) baru pulang ke kampung," kata Anastasya dikutip dari Tribun Medan pada Senin (2/8/2021).
Anastasya menuturkan, pihak keluarga belum sempat melihat kondisi fisik ayahnya yang telah meninggal dunia.
Karena ayahnya merupakan pasien Covid-19, jenazahnya langsung dibungkus dan ditaruh di kamar mayat.
Namun, Anastasya sempat memperlihatkan foto terakhir ayahnya di RSUP Adam Malik. Tampak ayahnya tergeletak dengan melipat tangan di atas bed rumah sakit.
Baca Juga: Geger Pasien Covid-19 Dikeroyok Sejumlah Warga, Ini Penjelasan Kabid Humas Polda Sumatera Utara
Selain itu, Salamat terlihat mengenakan baju kemeja lengan panjang dan celana panjang warna hitam.
Sampai saat ini, Anstasya melanjutkan, pihak keluarga belum mengetahui dengan jelas penyebab kematian ayahnya apakah karena Covid-19 atau akibat pengeroyokan.
Lebih lanjut, Anastasya mengatakan sebelum meninggal ayahnya sempat berpesan kepadanya untuk menjaga ibu dan adiknya.
"Bapak juga bilang aku harus sekolah sampai kuliah. Biar sukses dan bisa bahagiakan keluarga," ucap Anastasya.
Selain kepada dirinya, Anastasya bilang ayahnya berpesan kepada ibunya agar senantiasa sehat sehingga bisa merawat dan melihat anak-anaknya sukses.
Baca Juga: Viral Kasus Perawat Diduga Dikeroyok, Begini Kronologi dari Terduga Pelaku
Di mata Anastasya, ayahnya Salamat Sianipar merupakan sosok pahlawan bagi dirinya dan keluarganya. Dia menuturkan ayahnya sangat menyayanginya sebagai anak pertama.
"Bapak sih yang paling bisa menaklukan keras kepala aku dan bapak selalu bawa kue ulang tahun," ucap siswi yang masih duduk di kelas 2 SMP itu.
"Dan dia suka marah - marah sih. Tapi aku suka dengarnya. Karena itu yang terbaik menurut aku."
Sumber : Kompas TV/Tribun Medan
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.