Pengendara lain bernama Yanto mengaku heran dengan warga sekitar yang sering memblokade Jalan Lintas Sumatera itu.
“Dari dulu perasaan, saya sudah sering begini, aktivitas kami jadi terganggu,” ujar Yanto.
Kemudian, Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Musi Rawas Utara (Muratara) Devi Suhartoni dan Ahmad Inayatullah menemui warga.
Devi mengatakan, pemerintah daerah telah menyosialisasikan larangan pesta malam ini sejak jauh-jauh hari.
Pemkab bahkan telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Muratara Nomor 17 Tahun 2019.
Baca Juga: Menkes Sebut Banyak Daerah Sengaja Kurangi Tes Covid-19 Demi Jadi Zona Hijau
"Bapak ibu harus tahu, Perda-nya sudah ada, masalah ini sudah kami sosialisasi selama dua bulan bahwa akan ada penegakan, seluruh kades sudah kami kasih tahu, supaya tidak terjadi gejolak seperti ini,” kata Devi.
Ia pun mengaku terbuka menerima masukan, penyampaian usulan solusi, dan protes.
“Andai bapak ibu mau ke kantor saya, terbuka lebar, rumah dinas saya terbuka, silakan datang, mari kita diskusi, jangan menutup jalan, tolong dibuka, malu kita,” imbuh Devi.
Devi menyinggung pula status Muratara sebagai kabupaten baru yang mesti berbenah.
"Kita kabupaten baru bagaimana anggaran pusat mau turun kalau daerah kita seperti ini terus?” ucap Devi.
Sementara, Inayatullah membeberkan alasan Pemkab mengeluarkan larangan pesta malam.
Menurutnya, pelarangan ini demi kebaikan warga.
Baca Juga: Tak Bisa Mudik, Santri Buat Kaligrafi Ucapan Idul Fitri
“Kita melihat selama ini pesta malam menimbulkan banyak masalah, seperti mabuk-mabukan, narkoba, perkelahian dan masih banyak lagi,” ujar Inayatullah.
Saat Bupati dan Wabup Muratara berdiskusi warga, lalu lintas perlahan dibuka dan kendaraan boleh melintas.
Warga pun membubarkan diri saat hujan mengguyur sekitar pukul 20.00 WIB.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.