MAJALENGKA, KOMPAS.TV – Menjelang Lebaran, biasanya kan banyak bermunculan pedagang ketupat. Namun, di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Majalengka belum terlihat penjual ketupat.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Juru Parkir Pasar Kadipaten, Agus Alias Barong (42) yang heran dengan belum bermunculannya para pedagang ketupat. Padahal, pada di H-3, biasanya para pedagang tersebut sudah beredar di sejumlah titik, dilansir dari Tribunnews.com (10/5/2021).
"Belum ada, tahun-tahun sebelumnya mah biasanya sudah ada. Tidak tahu kenapa," ujar Agus saat berbincang di lokasi, Senin (10/5/2021).
Ia berpendapat, kemungkinan hal itu terjadi karena berkaitan dengan larangan mudik Lebaran 2021. Pasalnya, para penjual ketupat datang dari luar daerah, seperti Cirebon, Sumedang maupun Tasikmalaya.
Ketupat memang identik dengan masa Lebaran. Terbuat dari beras yang dibungkus dengan janur kelapa muda.
Baca Juga: Kampung Ketupat Ramai Jelang Lebaran
Melansir dari Kompas.com, ketupat mewakili dua simbolisasi, yakni 'ngaku lepat' yang artinya mengakui kesalahan, dan 'laku papat' atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi ketupat.
Empat laku atau sisi dari ketupat mengartikan empat makna, yaitu Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain. Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan.
Leburan (kata dasar lebur) berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun. Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.
Baca Juga: Kakorlantas Sebut Sejauh Ini Operasi Ketupat Berjalan Aman dan Lancar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.