BALI, KOMPAS.TV- Kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dengan 53 awak di dalamnya juga dinyatakan gugur.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk bisa menentukan titik tepat lokasi tenggelamnya kapal selam tersebut di perairan utara Bali. Termasuk saat ini untuk melakukan proses evakuasi.
Seperti yang dilakukan sejumlah masyarat di Bali dengan niskala yakni melakukan mulang pakelem di perairan laut Labuan Lalang, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, Sabtu (24/4/2021).
Baca Juga: MUI Ajak Masyarakat Gelar Salat Gaib untuk Korban Tenggelamnya KRI Nanggala-402
Bahkan upacara mulang pakelem ini juga diikuti Gubernur Bali Wayan Koster, bersama Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, Kapolres Buleleng AKBP Made Sinar Subawa, serta Ketua PHDI Buleleng Gde Made Metera.
Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Buleleng, Gde Made Metera mengatakan, upacara mulang pakelem ini dilakukan untuk memohon kepada penguasa lautan Ida Bhatara Baruna, agar kapal selam KRI Nanggala-402 dapat segera ditemukan.
Sebab secara niskala, diyakini kapal selam tersebut disembunyikan oleh kekuatan gaib.
"Kami memohon kepada Ida Bhatara Baruna sebagai penguasa lautan, agar berkenan melepaskan kapal selam KRI Nanggala 402 ini, sehingga bisa segera ditemukan," kata dia seperti dikutip dari grid.id.
Baca Juga: Komandan KRI Nanggala-402, Letkol Laut Heri Oktavian Alumnus SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Dari pantauan di lokasi, sebelum menggelar upacara mulang pakelem, sejumlah pejabat itu terlebih dahulu melakukan persembahyangan di pesisir pantai Labuan Lalang, dengan dipuput oleh Ida Pandita Dukuh Tri Budha Natha Geni Nanda, dari Griya Gde Bajra Sidhi, Banjar Dinas Brombong, Desa Adat Celukan Bawang.
Setelah itu, mereka menuju ke tengah laut Labuan Lalang menggunakan kapal patroli, untuk menghanyutkan banten pakelem.
Labuan Lalang dipilih sebagai lokasi dilaksanakannya upacara mulang pakelem lantaran Ida Pandita Dukuh Tri Budha Natha Geni Nanda meyakini di daerah itu lah doa bisa dihantarkan kepada Ida Bhatara Baruna.
"Itu sesuai keyakinan hindu dan keyakinan Ida Pandita," ungkap Made Metera.
Baca Juga: Harap-harap Cemas, Keluarga Awak KRI Nanggala-402 Masih Menunggu Kepastian Ditemukannya Kapal
Dalam upacara mulang pakelem ini, kata Matera, sarana yang digunakan berupa banten pakelem (banten suci).
Apabila kapal tersebut nantinya sudah berhasil ditemukan, maka pihaknya akan kembali melaksanakan upacara mulang pakelem.
Namun dengan sarana (banten) yang lebih besar, yakni menggunakan seekor kambing.
"Nanti kalau kapalnya sudah ditemukan, akan dilaksanakan lagi upacara dengan sarana yang lebih besar lagi sebagai ucapan matur suksma kepada penguasa lautan," jelasnya.
Baca Juga: 3 Media Asing Ikut Beritakan Hilang Kontaknya KRI Nanggala-402 di Perairan Bali
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.