KUPANG, KOMPAS.TV - Akibat dari Badai Seroja yang menimpa Nusa Tenggara Timur gedung sekolah tak bisa digunakan lagi.
Selain memperburuk kualitas pendidikan, sejumlah siswa juga terpaksa melaksanakan Ujian Nasional secara manual.
Melansir dari Kompas.id, Sabtu, (24/4/2021), Pembina Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dinas Pendidikan Kota Kupang Goris Takene mengatakan, sebanyak 428 peserta paket C setara SMA atau sederajad mengikuti Ujian Nasional. Mereka tersebar di 11 PKBM di Kota Kupang .
Kegiatan UN ini dilaksaksanakan secara daring dan luring. Untuk Kota Kupang dilakukan secara tatap muka di setiap sekolah atau PKBM.
Mereka adalah peserta program IPA 26 orang, dan IPS sebanyak 402 orang.
Baca Juga: Sejumlah Warga NTT Pesta Kembang Api usai Listrik Menyala setelah 2 Minggu Padam Pasca Bencana
“Jumlah 11 PKBM itu menyelenggaran UN secara manual, meskipun sebelumnya sudah disiapkan UN secara daring. Badai Seroja menyebabkan sejumlah jaringan Wi-Fi di setiap PKBM terganggu sehingga terpaksa ujian dilaksanakan secara luring,” kata Goris.
Lulusan paket C memiliki ijazah setara dengan SMA atau sederajat. Mereka bisa mencari kerja langsung, dan masuk perguruan tinggi.
“Tetapi kebanyakan dari mereka ingin menjadi kepala desa, dan kepala dusun. Kepala desa sekarang pun gaji sampai Rp 2 juta per bulan, lagi pula mereka mengelola dana desa. Sejumlah warga desa berebut mendapatkan ijazah paket C,” ungkap Takene.
Sebelum Bencana Seroja, Pemprov NTT merencanakan menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) Mei 2021, sebagai persiapan untuk KBM tatap muka Juni-Juli 2021.
Tetapi Badai Seroja telah mengubah rencana itu, dan kini sedang mengkaji kemungkinan KBM tatap muka dapat diselenggarakan Juni-Juli, atau bahkan belum bisa digelar.
Semua tergantung dari data-data kerusakan yang masuk, disamping informasi trauma dan tekanan psikoligi anak-anak pasca bencana.
Baca Juga: Puluhan Gedung Sekolah Rusak Akibat Dampak Pandemi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.