Pencarian dibagi menjadi tiga area. SAR Unit (SRU) pertama, KN SAR 103 Wisnu, menyisir area pencarian hingga 26,5 NM2 di sekitar area kejadian.
SRU kedua, KM Baru Regem, menyisir area pencarian hingga radius 26,5 NM2 di sekitar area kejadian.
SRU ketiga, RIB 01 Bandung, menyisir area pencarian hingga radius 19,6 NM2 di sekitar area kejadian.
"Ada ratusan personel SAR gabungan dengan sarana serta alat utama sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian," ujar Deden.
Kejanggalan
Direktur Polairud Polda Jawa Barat, Kombes Pol Widi Handoko mengungkap sejumlah kejanggalan dalam insiden tabrakan kapal di perairan Indramayu ini.
Berdasar keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Widi, saat tabrakan terjadi cuaca sedang cerah dan tidak terjadi badai.
Dengan cuaca yang cerah itu, seharusnya jarak pandang kapal bagus sehingga tabrakan seharusnya tak terjadi.
"Kami belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi penyebab kecelakaan," ujarnya.
Polisi, ujar Widi, akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab peristiwa ini.
"Sekarang kita fokus dulu dalam upaya pencarian," jelasnya.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Tabrakan Kapal Nelayan di Laut Balongan, 17 ABK Belum Ditemukan
MV Habco Pioneer adalah kapal kargo curah atau bulk carrier, yang memiliki panjang 170 meter dan lebar 27 meter.
Kapal raksasa itu sedang dalam perjalanan dari Balikpapan ke Pelabuhan Merak, Banten.
Kepala UPP Indramayu, Kant Dicky Eka Kunarko Putra, mengatakan, belum mengetahui penyebab terjadinya tabrakan tersebut. Namun, ia memastikan, pihaknya akan ikut menyelidiki.
"Untuk kronologi awalnya juga kami belum bisa memastikan, karena sampai saat ini masih fokus mencari korban yang saat ini masih ada 15 ABK lagi yang belum ditemukan," ujar Dicky di Desa Eretan Wetan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.