TEGAL, KOMPAS.TV - Pemilik PT Asaputex Jaya, salah satu produsen sarung ATBM di Kota Tegal, Jawa Tengah, Jamaludin Al Katiri, senin siang mengatakan, bahan baku ATBM mulai sulit didapatkan sejak bulan desember 2020. Selain langka, harganya juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Seperti bahan baku serat kayu rayon yang dijadikan benang, harganya naik dari delapan juta rupiah per bal menjadi diatas dua belas juta rupiah per bal. Menurut Jamaludin langka dan mahalnya bahan baku tersebut, karena banyak penjual bahan baku yang lebih mementingkan ekspor dari pada memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kondisi tersebut membuat lima puluh persen industri sarung ATBM di Kota Tegal dan sekitarnya terpaksa menghentikan produksi. Agar kondisi bisa stabil kembali, diharapkan pemerintah pusat segera mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan ini. Karena, jika tidak, akan semakin banyak industri ATBM yang gulung tikar.
Jamaludin beranggapan industri ATBM perlu diselamatkan karena menjadi tempat banyak orang yang menggantungkan hidup. Selain itu, sarung ATBM dari Tegal juga sudah menembus pasar luar negeri. Jika industri seluruh pantura digabung, dalam sehari bisa produksi sepuluh ribu potong sarung ATBM.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.