JAKARTA, KOMPAS.TV – Baru-baru ini viral di media sosial sebuah video yang secara tak sengaja menampilkan kilatan cahaya terang di langit malam.
Video yang berdurasi 28 detik itu salah satunya diunggah akun YouTube Ian Satolom pada Selasa (16/3/2021).
Diketahui, video yang direkam di Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah itu diambil oleh seorang anak perempuan yang sedang merekam sebuah alat berat dan kondisi sekitarnya saat malam hari.
Di video itu terlihat, si perekam menggeser arah bidikan kamera ke kiri lalu kembali ke arah kanan.
Baca Juga: Seukuran Lebih dari Tiga Lapangan Bola, Asteroid 2011 FO32 Lewati Bumi 21 Maret
Saat kembali ke arah kanan itulah terlihat cahaya turun lalu seperti meledak hingga menghasilkan cahaya yang sangat terang.
"Apa itu?! Apa itu mama?" kata anak perempuan yang berada di belakang kamera.
Berdasarkan pemberitaan media lokal setempat, sekitar pukul 21.00 WITA terdengar ledakan yang menggetarkan rumah warga tak lama setelah kilatan cahaya terlihat.
Fenomena tersebut kemudian mendapat tanggapan dari Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto.
Baca Juga: Meteor Meledak di Langit Inggris, Timbulkan Bola Api dan Suara Ledakan yang Keras
Rhorom membenarkan bahwa cahaya yang terekam dalam video itu merupakan meteor yang jatuh ke Bumi.
"Dari video yang saya lihat, tampak seperti meteor terang/bolide," kata Rhorom dilansir dari Kompas.com, Rabu (17/3/2021).
Terlihat dari intensitas cahaya yang dihasilkan, ia menduga meteor yang jatuh itu memiliki ukuran yang cukup besar.
"Untuk dapat terlihat seterang itu, bisa jadi meteor berukuran puluhan sentimeter. Meteor punya beragam ukuran. Dari yang sebesar debu, kerikil, bongkahan batu, hingga yang semeter. Makin besar (ukurannya) makin jarang (ditemukan)," jelas dia.
Baca Juga: Badan Antariksa Eropa Cari Kandidat Astronot, Syaratnya Antara Lain Perempuan dan Tenang
Namun ia menambahkan, ukuran meteor yang kecil pun sudah bisa memunculkan cahaya yang terlihat oleh mata telanjang.
"Meteor yang berukuran lebih dari 1 sentimeter bisa menghasilkan jejak cahaya yang cukup terang dan terlihat dengan mata," papar Rhorom.
Meski begitu, ia mengatakan tidak semua benda bercahaya yang terlihat di langit adalah meteor. Bisa saja itu merupakan sampah antariksa atau mungkin benda buatan manusia.
Walaupun sebenarnya ada acuan untuk mengetahui apakah benda yang jatuh di langit itu merupakan meteor atau bukan.
Baca Juga: Bangun Stasiun Penelitian Luar Angkasa di Bulan, Rusia dan China akan Jalin Kerja Sama
"Kecepatan meteor biasanya lebih tinggi dan bisa menghasilkan cahaya yang lebih terang. Kalau sampah antariksa, cenderung pecah berkeping-keping sedari awal," jelas Rhorom.
Terkait dengan laporan warga yang merasakan getaran sesaat meteor itu meledak, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono memberikan jawaban.
Melalui akun Instagram @daryonobmkg, ia mengatakan tidak ada laporan anomali gelombang seismik saat ledakan dilaporkan terjadi.
"Sensor seismik BMKG di Luwuk tidak mencatat adanya anomali gelombang seismik saat masyarakat Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, melaporkan adanya lintasan meteor," tulis Daryono.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.