Klungkung KOMPASTV - Walaupun sedikit bisa tersenyum lega dengan naiknya harga cabai hingga rp 85 ribu untuk jenis rawit merah , yang sempat anjlok pada tahun 2020 lalu hingga 10 ribu perkilogram , kini petani dihadapkan dengan cabai yang diserang hama , mulai dari busuk buah dan tanaman mati akibat terlalu banyak curah hujan .
Hal ini sangat berdampak pada hasil panen petani . Dari satu hektar lahan yang sekali panen bisa menghasilkan hingga setengah ton saat ini paling maksimal hasilnya hanya 150 kilogram saja dan itupun harus dipetik muda menghindari cabai yang rontok akibat hama ini .
Salah satu petani disubak gelgel klungkung wayan suja mengaku kesulitan menghadapi hama dan virus dan , selain kendala hama pentani juga kesulitan mendapatkan pupuk . Lantaran khusus untuk pupuk bersubsidi sudah dijatah dari pemerintah / tidak diberikan untuk membeli lebih , untuk 25 are hanya mendapatkan dua sak pupuk saja dan sisanya terpaksa menggunakan pupuk organik .
Sementara kepala dinas pertanian kabupaten klungkung , Ida Bagus Juanida mengaku sudah melakukan berbagai upaya menanggulangi hama dan virus yang dialami petani ini . Namun karena faktor alam hama tidak bisa diberantas dengan cepat . Sementara terkait pupuk bersubsidi petani dijatah sesuai subak mereka masing-masing dan untuk mendapatkan pupuk petani wajib memiliki kartu tani yang sudah diberikan oleh pemerintah pusat .
Karena hama dan virus pada cabai inilah saat ini harga cabai dipasaran ikut terus terdongkrak naik , terlebih ditengah musim panen cabai dari bulan desember lalu , sementara itu harga cabai ditingkat petani saat ini mencapai rp 65 ribu perkilogramnya .
#petanicabai #hama #pupuksubsidi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.